GridPop.ID - Belakangan ini viral di TikTok kata Greenfaltion.
Kata Greenflation ini sendiri muncul dan mulai ramai di tengah masa kampanye Pilpres 2024.
Meski populer, namun belum banyak yang tahu arti kata Greenflation ini.
Melansir TribunTrends.com diungkapkan istilah greenflation ini sempat disinggung oleh calon wakil presiden (cawapres) Gibran Rakabuming dalam debat keempat Pilpres, Minggu (22/1/2024) lau.
"Bagaimana cara mengatasi greenflation? terima kasih," tanya Gibran saat debat di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024).
Greenflasion dapat diartikan sebagai inflasi hijau.
Berdasarkan Blog Kamus Cambridge, greenflation diartikan sebagai "kenaikan harga akibat peralihan ke ekonomi hijau".
Sementara mengutip pernyataan Anggota Dewan Eksekutif European Central Bank (ECB), Isabel Schnabel, greenflation mengacu pada kenaikan harga dan krisis tenaga kerja yang terjadi seiring dengan adanya transisi ramah lingkungan.
Adapun dampak dari greenflation ini, satu di antaranya pecahnya demo rompi kuning di Prancis dalam rentang 17 November 2018- 5 Januari 2019.
Baca Juga: Dipopulerkan Bintang Film Dewasa Filipina, Ini Arti Kata Pinay yang Viral di TikTok
Mengutip dari Kompas.com, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, secara umum greenflation dapat diartikan sebagai dampak yang diciptakan akibat transisi energi.
“Greenflation ini kan sebetulnya dampak yang diciptakan ketika transisi energi ataupun dekarbonisasi itu bisa menyebabkan kenaikan harga, terutama di tingkat produsen dan konsumen,” kata Bhima kepada Kompas.com, Senin (22/1/2024).
Greenflation muncul ketika Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 2 Gibran Rakabuming Raka melempar pertanyaan kepada Cawapres Nomor Urut 3 Mahfud MD, namun Gibran merasa tak puas dengan jawaban Mahfud MD.
Kala itu, Mahfud menjawab pertanyaan Gibran dengan jawaban mengenai sirkular ekonomi. Namun, menurut Bhima, apa yang dikatakan Mahfud tak sepenuhnya salah.
“Sebenarnya jawaban dari greenflation itu adalah realokasi subsidi dan insentif yang selama ini diberikan kepada sektor fosil,” kata Bhima.
“Itu seharusnya bisa digeser ke sektor yang lebih bersih sehingga tidak terjadi inflasi ketika terjadi transisi energi,” tambahnya.
“Tapi, sirkular ekonomi juga berkaitan dengan greenflation. Yang mendorong sirkular ekonomi itu benar juga, kalau kita memberikan insentif ke yang lebih besar kepada ekonomi daur ulang, itu akan membuat barang daur ulang lebih murah,” jelasnya.
Menurut Bhima greenflation berkaitan dengan pengalokasian subsifi atau insentif untuk mencegah inflasi dari transisi energi.
“Saya mengutip kata-kata GIbran, ini harus dilakukan super hati-hati. Tapi, bukan berarti kemudian justru dihambat transisinya karena ketakutan pada greenflation,” lanjut dia.
Baca Juga: Istilah Gaul dalam Bahasa Sunda, Apa Arti Kata Ceunah yang Lagi Viral di TikTok?
Dampak Greenflation
Menurut Bhima, dampak greenflation yang terjadi, secara harfiah adalah kenaikan biaya listrik akibat penggunaan transisi energi lewat PLTA.
Sebagai informasi, investasi di PLTA membutuhkan biaya yang tidak murah.
“Contoh yang paling gampang greenflation misalnya kita transisi menggunakan PLTA skala besar.
Jadi, PLTA skala besar itu kan investasinya mahal. Kemudian, produsen listrik dalam negeri (PLN) meneruskan biaya mahal itu kepada Konsumen,” jelasnya.
GridPop.ID (*)
Baca Juga: Sedang Viral di TikTok, Apa Arti Kata 'Bombastic Side Eye' dalam Bahasa Gaul?