Find Us On Social Media :

Melarikan Diri dari Pondok Setelah Dilecehkan Kepala Sekolah, 5 Santriwati di Mamuju Jadi Korban Kebejatan Kepsek

By Luvy Octaviani, Selasa, 13 Februari 2024 | 18:13 WIB

Ilustrasi pelecehan seksual

GridPop.ID - Kasus pelecehan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah pondok pesantren berinisial J kepada santriwatinya sukses membuat geram.

Korban kebejatan J adalah 5 orang santriwati di Mamuju, Sulawesi Barat.

Fakta ini terungkap setelah Arham, keluarga korban mengatakan bahwa korban kabur dari pesantrennya untuk melaporkan aksi J kepada keluarganya, Sabtu (10/2/2024) malam.

"Baru terungkap ini. Seandainya santriwati tidak melarikan diri dari pondok mungkin ini kejadiannya kita orangtua korban belum tahu," kata Arham kepada wartawan di Mapolresta Mamuju, Minggu (11/2/2024) dikutip dari laman tribunnewsmaker.com.

Setelah laporan tersebut, pelaku ditangkap di sebuah rumah yang ada di Kecamatan Mamuju pada Minggu (11/2/2024) sore.

Melansir dari laman tribunnews.com, Kasat Reskrim Polresta Mamuju Kompol Jamaluddin mengatakan, kepada polisi J mengakui telah mencabuli lima santriwati yang masih berusia 14-18 tahun.

"Setelah diamankan kita sudah tetapkan (J) sebagai tersangka," kata Jamaluddin kepada wartawan di Mamuju, Sulbar, Senin (12/2/2023).

Jamaluddin berkata, pelaku melakukan aksinya pada murid yang masih duduk di kelas 2 SMP hingga SMA itu.

Aksi ini dilakukan J usai jam pelajaran sekolah selesai.

Baca Juga: Warga bongkar Tabiat Guru Tahfidz yang Lecehkan 12 Santriwati: Sering Khotbah di Masjid

Dalam aksinya, J memanggil korban ke ruangannya. Di sanalah dia melakukan aksi cabulnya.

"Dilakukan pada saat selesai kegiatan belajar, dipanggil kemudian dilakukan perbuatan cabul." ucap Jamal.

"Kejadiannya berulang dan bergantian terhadap korban," lanjutnya.

Jamal menuturkan bahwa J merupakan kepala sekolah sekaligus guru di pondok pesantren yang ada di Kecamatan Mamuju dan J telah memiliki seorang istri.

Jamal menegaskan bahwa aksi pencabulan ini murni dilakukan oleh J seorang.

Dia pun mengatakan bahwa saat ini proses belajar mengajar di pondok pesantren tempat korban belajar tetap berlangsung.

"Kejadian ini murni perbuatan satu orang. Sementara ini kami akan melakukan penyidikan lebih lanjut," kata Jamal. GridPop.ID (*)