Find Us On Social Media :

BIKIN EMOSI! Terkuak Alasan 4 Senior Aniaya Bintang Balqis Maulana hingga Meregang Nyawa di Lingkungan Pondok Pesantren

By Ekawati Tyas, Kamis, 29 Februari 2024 | 13:46 WIB

Motif penganiayaan hingga membuat Bintang Balqis Maulana meninggal dunia.

GridPop.ID - Perlahan tapi pasti, terungkap alasan di balik penganiayaan santri pondok pesantren di Kediri.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Bintang Balqis Maulana (14) menjadi korban penganiayaan empat seniornya.

Diketahui bahwa insiden ini terjadi di Pesantren Al Hanifiyah, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri.

Bintang yang merupakan santri asal Banyuwangi ini meregang nyawa di tangan para senior di pondok pesantren.

Mengutip Tribun Trends, rupanya aksi keji dilatari karena emosi dan kejengkelan para pelaku terhadap korban.

Para tersangka yakni MN (18), MA (18), AF (16), serta AK (17) merasa geram dengan sikap korban yang dianggapnya tidak kooperatif dan tidak menuruti nasihat.

Hal tersebut diungkap Rini Puspitasari, pengacara dari keempat tersangka tersebut.

Kini para tersangka ditahan polisi di Kediri, Jawa Timur.

“(Pelaku) emosi sesaat. Jawaban (korban) saat ditanya (pelaku) tidak nyambung tidak sinkron, sikapnya melotot.

Akhirnya dipukul,” ujar Rini Puspitasari kepada Kompas.com, Rabu (28/2/2024).

Salah satu contohnya yakni ketika mereka melihat korban tidak melaksanakan ibadah salat berjamaah.

Baca Juga: Ketakutan Minta Dijemput, Isi Chat Terakhir Bintang Santri yang Tewas di Ponpes Kediri pada sang Ibu Menyayat Hati

Mereka memberikan teguran dan menasihati korban, tapi korban tidak memberikan respon dengan baik hingga memicu emosi pelaku.

Rini menambahkan bahwa para pelaku adalah teman satu kamar di pesantren.

Ada beberapa santri lainnya di kamar tersebut selain mereka.

Sehingga saat mengetahui korban tidak mengikuti kegiatan pondok, mereka kembali mengingatkannya namun korban bergeming.

Ternyata sikap korban tersebut lah yang membuat para pelaku jengkel hingga nekat melakukan penganiayaan.

“Sebelumnya tidak ada masalah apa-apa. Jadi karena emosi saat (korban) ditanya apa jawabnya apa. Nggak nyambung. Keterangan pelaku seperti itu,” lanjut Rini.

Tindakan kejam tersebut, ujar Rini dilakukan di lingkungan pesantren tanpa menggunakan alat.

“Nggak ada alat. Pakai tangan kosong,” ujarnya.

Kini para tersangka masih ditahan di Mapolres Kediri Kota. Rini mengaku masih menunggu hasil pemeriksaan oleh penyidik.

Jika pemeriksaan itu selesai, berkasnya akan diajukan ke kejaksaan untuk selanjutnya disidangkan di pengadilan.

“Pelaku kan masih anak-anak, jadi pakai peradilan anak. Prosesnya dipercepat tidak seperti umumnya pidana orang dewasa,” kata Rini.

Baca Juga:  Kesal Kalah Judi, Pria di Surbaya Aniaya Bayi Pacar hingga Tewas, Kondisi Korban Mengenaskan!

Pihak Pesantren Tak Tahu Ada Penganiayaan

Sementara itu dilansir dari Kompas.com, pihak pesantren mengaku tak tahu menahu bahwa ada penganiayaan hingga berujung hilangnya nyawa Bintang.

Pengasuh pesantren Al Hanifiyah, Fatihunada mengatakan, mereka hanya menerima laporan dari pengurus bahwa Bintang meninggal akibat terpeleset di kamar mandi.

"Saya dikabari (kondisi) sudah meninggal.

Dapat laporan itu karena jatuh terpeleset di kamar mandi,” kata Fatihunada yang kerap dipanggil Gus Fatih, dikutip dari Kompas.com, Senin.

Usai mendengar kabar tersebut, ia dan sejumlah pengurus lain membantu pemulangan jenazah.

Ia pun tak menyangka bahwa santri yang diantarnya menuju Banyuwangi tersebut meninggal karena dianiaya.

GridPop.ID (*)