"Hubungan sosial dalam Ramadan dapat memberi dampak positif kesehatan mental, termasuk pada masa pandemi Covid-19. Punya efek positif memperbaiki mood serta membantu menangani stres, kegelisahan dan depresi,” kata Tjandra Yoga Aditama.
4. Bentuk Eksistensi Diri Bukber biasanya menjadi ajang untuk meningkatkan eksistensi diri.
Pasalnya, anak muda cenderung tak ingin ketinggalan tren yang sedang ramai. Paw Research Center mendukung pendapat tersebut.
"Anak muda kerap melakukan sebuah aktivitas demi menunjang eksistensi diri yang tidak jarang ikut-ikutan atau adopting hal yang sedang tren dan akhirnya menjadi budaya," bunyi penelitian dari Paw Research Center.
5. Keinginan Berinteraksi Secara Langsung
Sebagian masyarakat percaya bahwa bertatap muka secara langsung dapat meningkatkan kualitas hubungan.
Karena itu, anak muda lebih suka berkumpul dan bercengkerama secara fisik.
Pandangan itu didukung oleh peneliti Linda E. Weinberger, Ph.D dari Psychology Today.
"Meskipun kita hidup di era komunikasi multi-mode (misalnya, e-mail, Facetime, panggilan telepon, media sosial, teks), tidak ada pengganti untuk kehadiran fisik dan waktu yang lama untuk dihabiskan bersama. Kesempatan untuk terlibat dalam percakapan yang tidak dibatasi waktu mendorong komunikasi yang lebih dalam," kata Linda E. Weinberger, Ph.D.
Tips Jitu Bikin Bukber Berkesan, tapi Kantong Tetap Aman
Kompas.com merekomendasikan tiga tip yang dapat dicoba agar bukber yang hendak diadakan bisa berlangsung secara berkesan, tapi kantong tetap aman.