Find Us On Social Media :

Cintai Putri Angkat, Pria Ini Tega Setubuhi sang Anak hingga Hamil, Korban Lahiran di Kamar Mandi

By Luvy Octaviani, Minggu, 7 April 2024 | 13:13 WIB

Ilustrasi pelecehan anak

Pelaku terus melakukan tindakan tidak senonoh pada anak tersebut sampai dia berusia 15 tahun. 

Alasan mengapa dia melakukan ini adalah karena dia mencintai anak tersebut.

Hingga pada akhirnya, pelaku berkeinginan untuk punya anak dari gadis tersebut.

Hubungan intim pun terjadi, dan tidak ada yang tahu tentang itu kecuali mereka berdua.

Pelaku juga tidak mengetahui jika gadis tersebut hamil hingga melahirkan di kamar mandi.

Boonyeo lebih lanjut mengatakan bahwa dia kembali ke rumahnya dan duduk dan merenung untuk waktu yang lama. 

Dia meninggalkan rumahnya dan pergi ke perkebunan karet dan sesekali datang ke rumahnya untuk makan.

Pelaku pernah berpikiran untuk membunuh gadis tersebut.

Di lain sisi, dia ingin melihat wajah putrinya yang lahir dari rahim gadis tersebut sampai dia bertobat dan menyerahkan diri kepada polisi.

Boonyeo kemudian ditahan atas kasus pelecean dan pemerkosaan anak di bawa umur.

Mayoritas Pelaku Kekerasan Anak dan Perempuan adalah Orang Terdekat

Baca Juga: 2 Kakek Bejat di Jepara Berulah, Tega Hamili Gadis di Bawah Umur, Diiming-imingi Uang Agar Korban Nurut

Kepala unit Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Tangerang Selatan Tri Purwanto mengatakan, mayoritas pelaku kekerasan terhadap anak dan perempuan di Tangsel merupakan orang terdekat.

"Kejadian terbanyak di rumah tangga dengan orang terdekat sebagai pelaku," ujar Tri saat ditemui di kantornya, Rabu (11/1/2023) dikutip dari laman kompas.com.

"Memang rata-rata pelaku kekerasan adalah orang terdekat yang dikenal oleh korban, baik itu sebagai paman, kakek, ataupun tetangga," lanjut dia.

Tri menduga, hal itu terjadi lantaran pola asuh dan komunikasi yang buruk antara korban dengan orangtua atau keluarganya.

Terlebih, anak mudah untuk dirayu atau dibujuk untuk melakukan sesuatu dengan iming-iming suatu imbalan.

Bisa juga korban anak mendapatkan ancaman verbal dari pelaku agar tidak mengadukan yang dialaminya tersebut kepada siapa pun.

"Misal terjadi dari luar rumah tangga, ketahuannya dia (korban) mengeluh sakit ke orangtuanya. Biasanya korban mendapat ancaman verbal dari pelaku, makanya dia takut untuk mengadu," jelas Tri. GridPop.ID (*)