Find Us On Social Media :

Depresi di Usia 12 Tahun, Bocah Asal Cirebon Ini Terus Gemetar dan Ketakutan Saat Ketemu Banyak Orang, Ortu Ceritakan Pemicu Sakitnya

By Luvy Octaviani, Minggu, 12 Mei 2024 | 07:14 WIB

Arya, bocah 12 tahun yang mengalami depresi

GridPop.ID - Nasib pilu dialami oleh bocah pria asal Cirebon berusia 12 tahun ini.

Di usia yang masih muda, bocah berusia 12 tahun ini justru mengalami depresi.

Dirinya selalu ketakutan dan gemetaran saat bertemu banyak orang.

Orang tua pun ceritakan pemicu sakitnya sang putra.

Melansir dari laman tribuntrends.com, bocah 12 tahun ini diketahui bernama Arya.

Kisah Arya menjadi viral setelah diunggah oleh akun YouTube Pratiwi Novyanthi pada (8/5/2024) lalu.

Dalam video itu, Youtuber yang biasa dipanggil Teh Novi ini mendatangi rumah Arya karena dihubungi oleh pihak keluarga Arya.

Tetangga Arya menceritakan jika bocah itu mengalami depresi setelah handphone yang ia beli dari hasil menabung dijual ibunya.

Padahal uang itu didapat dari hasil menabung.

“Jadi anak ini kan suka kenclengan, jadi bawa kotak amal. Anaknya gemi suka nabung, dia suka beli handphone sendiri beli sepeda sendiri.

Ada satu ketika pada saat orangtuanya nggak punya, ada barang-barang yang ia beli dijual. Karena itu dia langsung drop langsung kena,” papar salah satu tetangga Arya.

Baca Juga: Stres Idap Kanker, Wanita Kaya di Thailand Bunuh Diri hingga Wariskan Harta Rp 22 M ke ART

Mendengar jawaban itu, Teh Novi pun kaget.

“Pihak keluarga cuma mau teteh aja, soalnya anaknya ngamuk terus. Di rumah sakit jiwa itu diagnosanya ada nggak ada.

Di rumah sakit cuma dikasih obat pusing doang. Jadi keluarga minta saya buat hubungin teh Novi untuk dibawa berobat saja,” ucap salah satu tetangga.

Warga juga menceritakan jika Arya pernah kabur ke luar kota.

Teh Novi pun diantar warga menuju ke rumah Arya.

Saat sampai di rumah Arya, ia pun masih bisa menjawab saat ditanya siapa namanya.

Namun Arya tampak gemetar seperti ketakutan.

Bahkan ia terus memeluk orang lain saat melihat banyak warga yang begerombol di depan rumah.

Dari keterangan keluarga, Arya sudah pernah diajak berobat ke rumah sakit.

Namun kondisinya masih seperti ini.

“Awal mulanya ngamuk teh, saya akuin, emang ekonomi lagi turun yah, dia punya HP teh. Karena saya punya anak 3, Arya yang pertama,” papar ibu Arya.

Baca Juga: 10 Quotes Islami untuk Mengatasi Depresi, Buat Hati dan Pikiran Lebih Tenang

“Karena saya butuh, saya jual teh. Ijin sama anaknya, iya ga papa, tapi pas dijual ngamuk,”

Arya sendiri dikenal pendiam dan suka menyendiri saat di sekolah.

Lama-lama Arya ngamuk dan suka merusak barang.

Namun Arya tak mengatakan apa keinginannya.

Bahkan ia pun sempat kabur hingga ke Kuningan.

Tak hanya itu, ada juga rekaman Arya ngamuk sampai berteriak ingin mati.

Sebelum menjadi seperti ini, Arya adalah sosok yang nurut dan rajin.

Ia juga rajin salat dan sering mengaji.

Kini Arya pun ikut dengan Novi untuk menjalani pengobatan.

Gejala Depresi pada Remaja

Melansir dari laman kompas.com, gejala depresi pada remaja terkadang bisa sulit dideteksi oleh orangtua.

Baca Juga: Lirik dan Terjemahan Lagu Beautiful - Eminem, Berkisah tentang Perjuangan Melawan Depresi dan Putus Asa

Apalagi, terkadang gejala depresi pada remaja ini sering disalahartikan sebagai perasaan biasa yang dialami oleh anak remaja yang baru memasuki masa pubertas.

Adapun menurut American Academy of Child and Adolescent Psychiatry (AACAP), gejala depresi pada remaja meliputi:

- Tampak sedih, mudah tersinggung, atau menangis

- Perubahan nafsu makan atau berat badan

- Penurunan minat dalam aktivitas yang pernah dianggap menyenangkan

- Sering mengeluh bosan

- Penurunan energi

- Kesulitan berkonsentrasi

- Selalu merasa bersalah, tidak berharga, atau tidak berdaya

- Menyalahgunakan alkohol atau narkoba

- Kebiasaan tidur berubah drastis

Baca Juga: Quotes Bijak untuk Menyemangati Sahabat yang Depresi Lantaran Broken Home

- Membicarakan atau berpikir untuk bunuh diri

- Menarik diri dari pergaulan atau kegiatan ekstrakurikuler

- Kinerja di sekolah pun memburuk

Namun perlu diperhatikan, beberapa gejala ini tidak selalu menjadi indikator depresi.

Sebab, perubahan nafsu makan terkadang merupakan hal normal karena remaja ada dalam masa pertumbuhan, apalagi jika anak senang berolahraga.

Namun tetap saja, orangtua perlu memperhatikan perubahan perilaku pada anak remajanya untuk membantunya jika ia benar-benar depresi. GridPop.ID (*)