Find Us On Social Media :

Anaknya Muntah-muntah hingga Telat Haid, Ibu di Jakbar Syok Putrinya Hamil, Pelakunya Teman Sekelas

By Andriana Oky, Rabu, 22 Mei 2024 | 15:45 WIB

(ILUSTRASI) Anak dibawah umur dirudapaksa oknum staf keluragan hingga hamil. Kejadian di Tangerang Selatan

GridPop.ID - Bahaya seks bebas terhadap anak-anak dibawah umur makin terasa.

Hal ini terlihat dari banyaknya kasus pelecehan terhadap anak dibawah umur, dan pelakunya pun anak dibawah umur.

Sama seperti kasus di lingkungan Sekolah Luar Biasa (SLB) di Jakarta Barat. Seorang siswi tunarungu berinisial AS (15) diduga dicabuli teman kelasnya.

Mirisnya lagi akibat aksi pencabulan itu AS kini tengah hamil lima bulan.

Melansir TribunStyle.com, AS adalah seorang tunarungu serta keterbelakangan dalam berbicara dan intelektual.

"Saya kasih dua foto teman sekelasnya, dan dia langsung menunjuk salah satu pelaku," kata Rusyani, ibu AS.

"Anak saya muntah-muntah saat Lebaran kemarin, lama-lama kok kondisi anak saya semakin memburuk," jelas Rusyani.

Mulanya, Rusyani tak curiga jika putrinya yang masih di bawah umur itu mengandung

"Awalnya engak ada kecurigaan, karena anak saya datang menstruasi itu enggak setiap bulan. Pernah 4 bulan enggak datang menstruasi itu enggak ada apa-apa," kata Rusyani dikutip dari Wartakotalive.com.

Baca Juga: 4 Murid SD di Kota Kupang Dilecehkan Oknum Guru di Ruang Kelas, Pelaku Masih Bebas

Rusyani juga sempat menanyakan kondisi telat datang bulan itu kepada dokter.

"Tapi kebetulan kemarin lebaran anak saya itu sakit, malam takbir muntah-muntah sampai 4 kali. Lama-lama ke sininya, kok anak saya semakin memburuk kondisinya," kata Rusyani.

"Setelah kondisi tersebut, saya tanggal 6 Mei kemarin ke klinik terdekat, lantas itu saya meminta rujukan ke rumah sakit ke poli kandungan," imbuhnya.

Di poli tersebut, Rusyani harap-harap cemas kala dokter menyarankan untuk melakukan prosedur USG.

Seusai melakukan prosedur itu, seketika itu juga dunia Rusyani seakan runtuh. AS dinyatakan telah hamil lima bulan.

"Akhirnya saya pulang dengan tanya menanya dengan keluarga semua sampai 7 orang, dimana dia (pelaku). (Korban) nunjukkin sekolah pakai bahasa isyarat," kata Rusyani.

R kemudian mendatangi pihak sekolah setelah mengetahui jika pelaku merupakan teman kelas anaknya.

"Tanggal 8 Mei saya menemui kepala sekolah dan dia enggak mau nemuin kami ke wali kelas anak saya. Alasannya takutnya shock karena enggak ngasih informasi sebelumnya," kata Rusyani.

"Saya bilang lebih shock mana saya selaku orang tua korban, masa depan anak saya hancur. Saya mesti kehilangan segalanya," lanjutnya.

Baca Juga: Bejat Oknum Staf Kelurahan Renggut Kesucian Gadis 15 Tahun hingga Hamil, Korban sampai Trauma Kejiwaan

Saat bertemu, wali kelas menduga pelaku memiliki ketertarikan terhadap seks.

R menilai, pihak sekolah tidak membantu dalam kasus ini. Menurut dia, pihak sekolah malah menduga kejadian pencabulan itu di rumahnya.

"Malah asumsinya (pihak sekolah) siapa tahu omnya, siapa tahu bapaknya, siapa tahu lingkungan," ungkap Rusyani.

"Kami ke sini berkat pengakuan (sang anak) di sekolah. Bukan karena saya berasumsi," jelas dia.

Rusyani berharap pihak sekolah mau memberikan solusi dan tanggung jawab usai kejadian ini.

"Karena anak saya dibilang perlu pendidikan ekstra, tapi pada kenyataannya ini kan kelalaaian semua guru. Saya mohon penyelesaiannya sampai ke jalur hukum," imbuh Rusyani.

GridPop.ID (*)

Baca Juga: Gayanya bak Ustaz, Pria di Makassar Diciduk Warga karena Lecehkan 3 Bocah Perempuan, Modusnya Bikin Geram!