Gridpop.id - Biasanya hotel sering dikunjungi bagi mereka yang sedang ingin berlibur bersama pasangan maupun keluarga.
Namun ada yang aneh dengan hotel yang berada di India.
Hotel bukan tempat untuk mereka yang sedang sakit atau tempat yang menyeramkan.
Tapi hotel yang satu ini terbilang unik, hampir semua tamu yang datang mengendarai mobil usang.
Tak hanya itu, mereka juga biasanya memakai tongkat atau tandu karena tak mampu lagi berdiri tegap.
Baca Juga : Jangan Sepelekan Gejala Kanker Darah, Gusi Bengkak Juga Jadi Pemicu
Hotel tersebut diberi nama Kashi Labh Mukti Bhawan atau Rumah Keselamatan.
Berfungsi untuk menampung beberapa orang yang datang ke Varanasi, India, untuk menjemput ajal mereka.
Sekitar 20-an orang tiap bulan datang dari berbagai penjuru dunia untuk menghabiskan hari-hari terakhir mereka di hotel Kashi Labh Mukti Bhawan.
Kashi Labh Mukti Bhawan adalah sebuah bagunan berwarna merah, yang dibangun di masa kolonial dengan 12 kamar berlantai semen.
Umat hindu meyakini jika mereka meninggal dunia di Varanasi akan membebaskan mereka dari siklus abadi kehidupan dan reinkarnasi.
Jika mereka meninggal dunia di Varanasi,mereka akan dikremesi di Sungai Gangga dan itu merupakan suatu penghargaan atau bonus.
Dulu lebih banyak tamu di Mukti Bhawan,tapi bangunan itu belakangan malah menjadi hotel regular yang membawa uang untuk kota di mana kremasi yang berlangsung 24 jam menjadi daya tarik.
Baca Juga : Bukan karena Stroke dan Pendarahan Otak, Robby Tumewu Meninggal Akibat Infeksi Paru-paru
Bhairav Nath Shukla, yang menjadi pengurus Mukti Bhawan selama lebih dari 40 tahun, mengatakan, sebagian besar tamunya meninggal dunia beberapa hari setelah menginap.
Biasanya, kata Bhairav, dua pekan adalah batas waktu seseorang bisa menggunakan kamar di tempat itu.
"Ada pengecualian. Beberapa orang sudah amat sakit tetapi masih hidup setelah lebih dari sepekan," ujar Bhairav.
"Terkadang kami minta keluarga untuk membawa mereka pulang dan kembali lain waktu.
Terkadang kami izinkan mereka tinggal lebih lama," tambah dia.
Akibat perkebangan kota Varanasi, Mukti Bhawan yang didanai lewat sumbangan, kini tak lagi memiliki pemandangan Sungai Gangga.
Meski demikian, antrean orang miskin yang ingin meninggal dunia di tempat itu masih panjang.
Mereka ini bahkan rela menempuh perjalanan ribuan kilometer, bahkan dari luar negeri atau sekadar naik mobil dari pedalaman India.
Lalu berapa tarif hotel ini?
Baca Juga : Bukan karena Stroke dan Pendarahan Otak, Robby Tumewu Meninggal Akibat Infeksi Paru-paru
Para tamu cukup membayar 1 dollar AS atau sekitar Rp 14.000 untuk kamar yang dilengkapi kipas angin.
Tiap hari digelar ritual doa yang dipimpin seorang pendeta Hindu yang juga menawarkan air Sungai Gangga yang dianggap suci dan murni.
Bagi mereka yang memiliki uang lebih, bisa menyewa paduan suara lokal untuk menyanyikan lagu-lagu rohani bagi para tamu yang sekarat itu.
"Semua orang dari berbagai latar belakang datang ke sini. Mereka datang dari seluruh penjuru India dan luar negeri," ujar Bhairav.
"Sebagian besar datang bersama keluarga untuk berdoa dan menunggu kematian datang," tambah dia.
Bhairav memperkirakan lebih dari 15.000 orang meninggal dunia di Mukti Bhawan dan dikremasi di Sungai Gangga sejak tempat itu didirikan pada 1908.
"Selama umat Hindu masih memelihara keyakinan akan kekuatan spiritual Varanasi, maka jalan keselamatan Mukti Bhawan masih memiliki masa depan," ujar Bhairav.
Penulis | : | Nailul Iffah |
Editor | : | Nailul Iffah |
Komentar