Dia kemudia minta maaf setelah banjir kritikan.
Kemudian pada 2016, dia juga menyinggung tentang jugun ianfu (wanita penghibur).
Sakurada menyebut para perempuan yang dipaksa memberi layanan seksual kepada tentara Jepang saat Perang Dunia II merupakan 'PSK profesional'.
Baca Juga : Lari Setelah Tebas Leher dan Belah Perut Sang Istri, Romi Sepriawan: Kak tolong kak, aku motong Erni kak!
Lalu pada tahun lalu, Sakurada yang juga Menteri Keamanan Siber itu mengaku selama hidupnya dia tidak pernah menggunkan komputer.
Diwartakan BBC, meski terlambat tidak dianggap sebagai hal memalukan di Jepang, para oposisi sangat menyorotinya untuk mencari kegagalan Sakurada.
Dalam jajak pendapat yang dirilis harian Asahi Shimbun awal pekan ini, 65 persen responden merasa Sakurada tidak cocok dengan pekerjaannya.
Baca Juga : Dilarang Minum Air yang Sudah Dibuka Lebih dari 2 Jam, Ani Yudhoyono: Maafkan Saya Telah Merepotkan
Sakurada mengisi jabatannya pada Oktober 2018 lalu dengan tugas juga mempersiapkan keamanan siber selama perhelatan Olimpiade. (*)
Source | : | Kompas.com,BBC |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar