GridPop.id - Biasanya, orang yang terlambat datang akan menerima hukuman karena kesalahannya.
Banyak orang juga berdalih agar bisa menghindari makian dari orang-orang yang merasa dirugikan karena keterlambatannya.
Baca Juga : Niatnya Bikin Senapan Sendiri untuk Saingi Indonesia, Malaysia Malah Jadi Bahan Olok-olokan Dunia
Namun, sikap bersahaja ditunjukan oleh Menteri Jepang ini yang mengakui kesalahannya datang terlambat hingga meminta maaf kepada publik.
Melansir dari kompas.com, Menteri Olimpiade Jepang Yoshitaka Sakurada mengucapkan permintaan maaf secara publik karena terlambat datang selama tiga menit di rapat parlemen.
Kalangan oposisi menyebut sikapnya tak menghormati institusinya, dan sempat melakukan boikot hingga rapat pembahasan anggaran tertunda selama lima jam.
Para politisi oposisi sangat mengkritisi menteri berusia 69 tahun itu setelah serangkaian blunder komentar yang diucapkannya.
Baca Juga : Sadis! Kali Ini Giliran Istri Gorok Suami Saat Tidur Lelap, Lehernya Nyaris Putus
Misalnya pekan lalu, Sakurada mengaku kecewa setelah bintang renang Jepang Rikako Ikee pada pekan lalu didiagnosis terkena leukimia.
Sakurada berkaya Ikee merupakan andalan mereka meraup emas saat Olimpiade Tokyo 2020 nanti.
Baca Juga : Diduga Karena Asmara, Keluarga Pemuda yang Nekat Bunuh Diri di Transmart Lampung Akhirnya Buka Suara
"Saya sangat kecewa. Sebab kami berekspektasi besarnya kepadanya," katanya.
Dia kemudia minta maaf setelah banjir kritikan.
Kemudian pada 2016, dia juga menyinggung tentang jugun ianfu (wanita penghibur).
Sakurada menyebut para perempuan yang dipaksa memberi layanan seksual kepada tentara Jepang saat Perang Dunia II merupakan 'PSK profesional'.
Baca Juga : Lari Setelah Tebas Leher dan Belah Perut Sang Istri, Romi Sepriawan: Kak tolong kak, aku motong Erni kak!
Lalu pada tahun lalu, Sakurada yang juga Menteri Keamanan Siber itu mengaku selama hidupnya dia tidak pernah menggunkan komputer.
Diwartakan BBC, meski terlambat tidak dianggap sebagai hal memalukan di Jepang, para oposisi sangat menyorotinya untuk mencari kegagalan Sakurada.
Dalam jajak pendapat yang dirilis harian Asahi Shimbun awal pekan ini, 65 persen responden merasa Sakurada tidak cocok dengan pekerjaannya.
Baca Juga : Dilarang Minum Air yang Sudah Dibuka Lebih dari 2 Jam, Ani Yudhoyono: Maafkan Saya Telah Merepotkan
Sakurada mengisi jabatannya pada Oktober 2018 lalu dengan tugas juga mempersiapkan keamanan siber selama perhelatan Olimpiade. (*)
Source | : | Kompas.com,BBC |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar