Cannabinoid berinteraksi dengan reseptor yang ditemukan di sistem saraf pusat tubuh.
Ini dapat mempengaruhi beberapa proses, seperti: suasana hati, rasa sakit, ingatan, koordinasi, dan nafsu makan.
Beberapa cannabinoid, seperti CBD, mungkin juga memiliki sifat anti-inflamasi.
Baca Juga : Viral Video Ruqiyah Seorang Wanita yang Disantet Sang Mantan Karena Menikah dengan Orang Lain!
Berbagai cannabinoid semuanya memiliki sifat yang berbeda, dan mereka mungkin berguna untuk mengobati berbagai kondisi kesehatan.
Apa itu ganja medis?
Istilah "ganja medis" berarti penggunaan seluruh tanaman atau ekstrak ganja yang tidak diproses untuk merawat kondisi kesehatan tertentu.
Sampai sekarang, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) hanya menyetujui satu produk, yang mengandung ekstrak ganja, dan ini adalah CBD (Epidiolex).
Pada Juni 2018, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyatakan Epidiolex aman dan efektif untuk dua bentuk epilepsi yang dikenal sebagai sindrom Lennox-Gastaut dan sindrom Dravet. Kejang yang terjadi dengan kondisi ini sulit dikendalikan dengan obat lain.
Baca Juga : Luna Maya: 'Maupun Temen Deket Atau Nggak Deket Nggak Boleh Ngedeketin Mantan Pacar Temen'nja
Tiga obat, yang mengandung bentuk sintetis THC, juga tersedia dengan resep untuk mengobati beberapa jenis anoreksia dan muntah. Demikian dilansir dari
Kanada, Inggris, dan beberapa negara Eropa juga telah menyetujui penggunaan Sativex, semprotan mulut yang menggabungkan CBD dan THC yang dapat membantu meringankan rasa sakit dan kejang otot yang terkait dengan sklerosis otot (MS) pada orang dewasa.
Source | : | intisari online |
Penulis | : | Katharina Tatik |
Editor | : | Grid. |
Komentar