Studi menunjukkan bahwa ganja dapat membantu mengurangi risiko diabetes.
Baca Juga : Menderita Kejang 300 Kali Sehari, Nasib Gadis 9 Tahun Ini Berubah Lebih Baik Setelah Mengenal Ganja
Sebagai contoh, para peneliti dalam studi 2013 terhadap 4.657 orang, termasuk 579 pengguna ganja saat ini dan 1.975 pengguna sebelumnya, menemukan bahwa ukuran pinggang yang lebih kecil dikaitkan dengan penggunaan ganja.
Rata-rata, pengguna biasa memiliki pinggang yang 1,5 inci (3,8 cm) lebih ramping daripada orang yang pernah merokok ganja di masa lalu, atau mereka yang tidak pernah memilikinya.
Ini mendukung penelitian sebelumnya, yang menunjukkan bahwa obesitas terjadi lebih jarang di antara pengguna ganja daripada di non-pengguna.
Peningkatan sensitivitas insulin
Mampu menggunakan insulin secara efektif sangat penting untuk kesehatan. Namun, mereka yang menderita diabetes tipe 2 kurang sensitif, atau lebih tahan, terhadap efek insulin dalam tubuh.
Penelitian telah menunjukkan bahwa pengguna ganja mungkin telah meningkatkan sensitivitas insulin.
Dalam sebuah penelitian besar terhadap 4.657 orang, sebagaimana disebutkan di atas, para ilmuwan mengamati bahwa tingkat insulin pengguna puasa 16 persen lebih rendah daripada pengguna sebelumnya dan bukan pengguna. Tingkat resistensi insulin mereka juga 17 persen lebih rendah.
Sebuah penelitian tahun 2015 pada orang dengan diabetes tipe 2 yang tidak diobati dengan insulin menunjukkan bahwa bentuk THC: secara signifikan menurunkan glukosa darah puasa, meningkatkan produksi insulin, dan peningkatan kadar adiponektin (protein yang mengatur gula darah).
Sifat anti-inflamasi
Peradangan tampaknya berperan dalam perkembangan diabetes tipe 1 dan tipe 2 dan penyakit kronis lainnya.
Source | : | intisari online |
Penulis | : | Katharina Tatik |
Editor | : | Grid. |
Komentar