GridPop.ID - Tragedi berdarah di Selandia Baru membuat dunia berduka.
Seorang teroris masuk ke Masjid Al Noor di Christchurch dan sebuah masjid di Linwood, Selandia Baru, Jumat (15/3/2019).
Ia brutal menembaki jemaah masjid yang akan melaksanakan ibadah salat Jumat.
Melansir dari Tribunnews.com, Sabtu (16/3), pelaku secara barbar menyiarkan serangan berdarah ini lewat live streaming di sebuah akun Facebook dengan nama Brenton Tarrant.
Diperkirakan penembakan terjadi selama lebih enam menit.
Baca Juga : Ditembaki di Masjid, Seorang Korban Panjat Pagar dan Gedor Pintu Tetangga untuk Menyelamatkan Diri
Saksi mata juga melihat pelaku sempat kembali ke mobil untuk mengambil amunisi, lalu masuk lagi ke masjid untuk kembali melakukan penembakan.
Siaran video aksi biadab Brenton Tarrant ini berlangsung selama 17 menit.
Kepolisian Christchurch mengatakan, pihaknya tengah berupaya dengan segala cara untuk menghapus semua video yang terlanjur beredar di media sosial itu.
Polisi belum merilis siapa pelaku penyerangan barbar itu.
Baca Juga : Sempat Diduga Tewas, Seorang Korban Penembakan Bangun Saat Akan Dibawa ke Kamar Jenazah Rumah Sakit
Namun melansir dari New Zealand Herald, juru bicara Christchurch, Mike Bush, mengatakan, pihaknya telah menangkap empat orang terkait serangan itu.
Mereka dikabarkan terdiri dari 3 pria dan satu wanita.
Di Twitter, beredar video seorang netizen merekam peristiwa polisi menangkap pelaku.
Baca Juga : Mengerikan! Detik-detik Penembakan di Masjid Selandia Baru, Puluhan Korban Berjatuhan Bersimbah Darah
Polisi harus menabrakan mobil patroli ke mobil pelaku, demi menghentikan pelaku.
Dalam video juga terlihat polisi mengamankan pelaku dengan memaksanya tiarap di jalanan.
Seorang saksi mata yang tinggal di sekitar lokasi penembakan, Robert Weatherhead, kepada NZ Herald mengaku melihat pelaku.
Menurut Robert, pelaku merupakan orang kulit putih berambut pirang.
Baca Juga : 6 Orang WNI Berada di Dalam Masjid yang Diberondong Tembakan, 3 Orang Selamat, 3 Lagi Belum Ditemukan
Pelaku memakai seragam dan menempelkan banyak magazin (kotak amunisi) ke kakinya.
Melansir dari Kompas.com, teoris penembak dua masjid di Christchurch, Selandia Baru yang menewaskan 49 orang dihadirkan di pengadilan, Sabtu (16/3/2019).
Brenton Taggart, pria kelahiran Australia berusia 29 tahun itu muncul di ruang sidang mengenakan seragam penjara berwarna putih dengan tangan diborgol.
Dia duduk diam saat hakim membacakan dakwaan pembunuhan terhadapnya.
Kemungkinan besar sederet dakwaan lain akan menyusul.
Mantan pelatih kebugaran berideologi fasis itu menatap ke arah para jurnalis yang hadir di ruang sidang dalam proses yang tertutup untuk umum demi alasan keamanan itu.
Usai mendengarkan dakwaan dari hakim, Brenton tidak mengajukan pembebasan bersyarat hingga sidang berikutnya yang dijadwalkan pada 5 April mendatang.
Baca Juga : Romahurmuziy Ditangkap KPK, Begini Kisah Hidup dan Perjalanan Kariernya
Sementara itu, di luar gedung pengadilan, dijaga pasukan polisi bersenjata lengkap.
Sementara itu, 42 orang masih dirawat di rumah sakit akibat luka-luka mereka, termasuk seorang bocah berusia empat tahun.
Sebelumnya, PM Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan, seluruh korban tewas berasal dari negara-negara Islam seperti Turki, Bangladesh, Indonesia, dan Malaysia.
Stasiun televisi Al Arabiya mengabarkan satu warga Arab Saudi tewas dan lainnya terluka.
Sedangkan dua warga Jordania juga ada di antara korban tewas.
Sementara, pemerintah Pakistan mengatakan, lima warga negeri itu belum diketahui nasibnya.
PM Ardern langsung menyebut aksi penembakan massal ini sebagai serangan teroris dan sang pelaku membeli secara legal senjata yang dia gunakan dalam pembantaian itu.
"Pelaku adalah pemilik izin kepemilikan senjata yang sah sejak November 2017. Dan sebulan sesudahnya dia membeli berbagai senjata," ujar Ardern.
"Penyelidikan masih berlangsung terkait masalah ini, satu hal yang bisa saya katakan saat ini, undang-undang senjata api negeri ini akan berubah," kata Ardern.
Dua bahan peledak rakitan juga ditemukan di dalam sebuah mobil dan sudah dijinakkan militer.
Baca Juga : Dikira Kena Tilang, Pria Ini Terlanjur Mengamuk Rusak Motor Sendiri
Sedangkan, sebuah properti di kota Dunedin, 350 kilometer dari Christchurch digeledah polisi. Ardern mengatakan, di properti itulah Brenton tinggal selama ini.
Sementara itu, dua orang lain ynng ikut ditangkap bersama pelaku penembakan masih ditahan meski kaitannya dengan tragedi tersebut belum diketahui.
Orang ketiga yang sempat ditahan adalah anggota masyarakat yang kebetulan membawa senjata api dan datang untuk menolong. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar