Banjir bandang yang terjadi di malam hari, membuat para warga tidak mempersiapkan diri, sehingga yang diperlukan saat ini adalah kebutuhan pokok.
"Karena tengah malam musibah ini, jadi ada yang dalam kondisi tidur, belum siap sama sekali, mereka hanya keluar membawa baju yang di badan," ujar Mathius kepada BBC News Indonesia.
Lebih jauh, Mathius menerangkan bahwa kebutuhan air juga terkendala karena sumber air berasal dari Gunung Cyclop, sehingga dibutuhkan tangki air bersih untuk kebutuhan warga dan keperluan rumah sakit yang menampung korban luka-luka.
Kepala Humas Polda Papua Ahmad Musthofa Kamal mengatakan tiga lokasi yang terdampak parah akibat terjangan banjir bandang ini adalah sekitar bandara, perumahan Bintang Timur dan sekitar lapangan udara.
Sebagaian besar wilayah yang terdampak hingga kini masih tertutup lumpur material banjir.
Diperkirakan masih banyak korban yang terperangkap materi lumpur.
"Air masih mengalir cukup deras tapi perlu diwaspadai. Kita masih melakukan pencarian," kata dia.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan sejak September 2018, Dewan Ketahanan Nasional (Wantanas) bersama BNPB telah memperingatkan tentang adanya banjir bandang.
Source | : | Kompas.com,BBC Indonesia,Tribunnews.com |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar