GridPop.ID - Tak ada kata menyerah, mungkin itu yang dirasakan pria asal China ini.
Sudah mengidap sakit polio sejak kecil, ia menantang dirinya untuk mendaki gunung.
Ia menghabiskan waktu 23 jam dengan menyeret tubuhnya saat mendaki.
Baca Juga : Pria Ini Bongkar Kuburan Kekasihnya Usai Dengar Teriakan, Diduga Sang Wanita Masih Hidup Saat Dimakamkam
Ia pun harus menempuh perjalanan sekitar 8 jam menuju tempat paling indah yang biasanya justru dicapai pendaki hanya satu jam saja.
Menderita polio sejak kecil membuat dua kaki pria di China ini tidak bisa digerakkan hingga lumpuh.
Meski demikian, ia pantang menyerah dengan tetap berusaha mendaki Gunung Tai.
Dikutip GridPop.ID dari South China Morning Post via Kompas.com, Senin (15/4), Wang Cunwei asal Feng di provinsi Jiangsu, memulai perjalanan selama 23 jamnya mendaki gunung.
Bahkan, Wang mendaki dengan menyeret tubuhnya di salah satu dari Lima Puncak Agung di China.
Aksi Wang tersebut pun mendapatkan dukungan dari keluarganya.
Baca Juga : Salah Satunya Teh dan Susu, 5 Makanan Ini Jadi Racun Jika Dimakan Bersamaan
Wang menyiapkan 12 pasang sarung tangan, empat pasang pelindung lutut, dan belasan bantal penghangat.
Dari Gerbang Merah, ia memulai pendakian pada pukul 09.30 dengan ditemani oleh tiga kerabatnya.
"Ini untuk menunjukkan kami penyandang disabilitas dapat mencapai seperti yang orang sehat bisa lakukan," katanya.
Baca Juga : Begini Jawaban Tak Terduga Amy Qanita Perihal Berita Tak Akur dengan Rieta Amilia
Bagian jalur "bluestone" menjadi tantangan bagi Wang sehingga dia harus beristirahat setelah mendaki beberapa meter.
Wang membutuhkan waktu 8 jam untuk mencapai pemandangan indah.
Padahal jalur tersebut biasanya dapat dicapai oleh pendaki lain dalam satu jam.
Wang menghabiskan malam hari untuk terus mendaki gunung.
Baca Juga : Seekor Monyet Bawa Kabur Bayi Berusia 2 Minggu dan Melemparkannya Hingga Tewas
Dapat terlihat celana dan sepatunya menjadi kotor dan rambutnya basah dipenuhi keringat.
Pada pagi harinya, salju turun sehingga pendaki lain menyewa mantel tebal untuk mengatasi dingin.
Sementara Wang tidak bisa melakukannya sebab akan menghalangi pendakiannya.
Seorang turis terkesan dengan usaha Wang sehingga melepaskan jaketnya dan memberikannya kepada pria berusia 33 tahun itu.
"Saya jadi lebih hangat setelahnya, tapi mantel itu kemudian berat karena salju," ujar Wang.
"Saya melepasnya agar pendakian menjadi ringan," ucapnya.
"Banyak pengunjung yang menyemangati dan membantu saya melalui kesulitan ini," imbuhnya.
Saat mencapai puncak tertinggi gunung atau kerap disebut Gerbang Selatan Menuju Surga, Wang merasakan kebahagiaan.
Ia sudah merampungkan pendakiannya terhadap gunung setinggi 1.500 meter itu.
"Kami butuh istirahat setelah satu hari satu malam mendaki,' ucapnya. (*)
Source | : | Kompas.com,South China Morning Post |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar