Sementara itu, Uskup Agung Kolombo Kardinal Malcolm Ranjith mengatakan, pihaknya tidak bisa mengambil posisi terkait larangan penggunaan cadar ini.
"Kami tak bisa mengambil posisi. Kami tidak tahu dasar dari strategi ini. Namun, beberapa ulama Muslim menyetujui langkah ini," ujar Ranjith.
Di sisi lain, biksu Buddha ternama di Sri Lanka, Omalpe Sobitha, menyambut baik langkah pemerintah melarang penggunaan cadar.
"Saat orang menutup wajah mereka, kita tidak tahu siapa di balik cadar itu," kata Sobitha.
"Bahkan para kriminal bisa menggunakan pakaian semacam ini untuk menutup identitas mereka. Jadi ini adalah langkah bagus," tambah dia.
Sobitha kemudian mengambil contoh bagaimana sejumlah negara Eropa juga melarang penggunaan penutup wajah di ruang publik.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Grid. |
Komentar