Buah ini didatangkan oleh orang Spanyol pada zaman penjajahan abad XVII, ketika orang VOC masih bersaing dengan orang Spanyol dan Portugis menjajah Indonesia.
Diduga yang berkenalan pertama kali dengan tanaman bawaan ini ialah orang Maluku yang menyebutnya daun boba, serta Minahasa (yang menyebutnya leietokan), karena merekalah yang pertama kali disambangi penjajah Spanyol dari Filipina.
Dari Maluku, ada yang kemudian mengenalkannya ke Jakarta (sebagai cecenet), Jepara (sebagai ceplukan), Bali (keceplokan), dan Lombok (dededes).
Jenis yang mula-mula datang ialah Physalis angulata dan Physalis minima, yang kemudian tumbuh merajalela sebagai hama di ladang kering, kebun buah-buahan, di antara semak belukar bahkan tepi jalan.
Bersama dengan itu ada pula tanaman hias Physalis peruviana dari daerah pegunungan Peru.
la mudah dibedakan dari jenis yang lain, karena bunganya mencolok dan berukuran lebih besar dengan bintik-bintik cokelat tua.
Karena besarnya inilah ia di daerah Parahyangan disebut cecenet badak, dan cecenet gunung karena hanya mau tumbuh di pegunungan.
Komentar