Dari penelusuran, massa perusuh pertama bergerak dari Stasiun Tanah Abang.
Mereka datang berbondong-bondong menggunakan commuter line. Massa naik dari kawasan Rangkasbitung, Banten.
Kereta ini perlu perjalanan dua jam dari Rangkasbitung menuju Jakarta sebelum tiba sekitar pukul 22.00.
Setelah mereka turun, terlihat amplop dibagikan. Diduga, amplop itu berisi uang.
Mereka kemudian menyebar ke dua arah: Petamburan, Tanah Abang, dan gedung Bawaslu.
Massa perusuh kedua mengelabui dengan ambulans.
Ternyata tak berhenti di sini. Menjelang pukul 02.00, Rabu (22/5/2019), ada massa yang dikerahkan di jalur bus Transjakarta, beberapa ratus meter sebelum gedung Bawaslu.
Baca Juga: Negaranya Melarang LGBT, Cucu Pendiri Singapura Malah Nikahi Pasangan Sejenisnya
Saya mendapat sebuah bukti berupa rekaman kamera pemantau alias CCTV di dekat salah satu gedung di Jalan MH Thamrin, Jakarta.
Dalam CCTV yang akan ditayangkan lengkap di program AIMAN, jelas terlihat sebuah ambulans yang berisi banyak pemuda.
Terekam dalam CCTV, amplop-amplop dibagikan setelah mereka turun dari ambulans.
Menariknya, saat amplop dibagikan, sejumlah pemuda lain yang berada di sekitar lokasi terlihat mendekat dan mendapat amplop juga.
Setelah menerima amplop, mereka langsung berlari menuju pusat demo di kantor Bawaslu.
Jika kita kembali ke peristiwa 22 Mei, ada kerusuhan besar kedua di depan gedung Bawaslu dan Jalan Wahid Hasyim sekitar pukul 02.00.
Lokasi itu berada dalam satu kawasan.
Peristiwa itu terjadi persis setelah pengerahan dan pemberian amplop ini.
Kedua massa ini masih diselidiki apakah hanya terkait dengan kelompok preman bayaran atau ada kaitan juga dengan kelompok radikal.
Konfirmasi polisi Saya mengonfirmasi temuan ini ke Karopenmas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo.
Ia membenarkan.
"Betul, mereka melakukan pengerahan massa menggunakan ambulans. Ada pula dari massa yang menggunakan kereta api melalui Stasiun Tanah Abang."
Oleh karena itu, saat kerusuhan, Stasiun Tanah Abang sempat kami tutup untuk memblokade gerakan mereka," kata Dedi kepada saya.
Sementara satu kelompok lain yang diduga menggunakan senjata api--beberapa di antaranya sudah ditahan--memiliki tujuan berbeda, yaitu mencari martir.
Skenarionya, informasi ini akan disebar melalui media sosial (WhatsApp, Instagram, Facebook, dan lainnya).
Penyebaran informasi soal martir ini dibumbui dengan kalimat yang tak sesuai fakta (hoaks) disertai foto yang mengenaskan untuk memancing dan berpotensi membakar massa yang akan berdemo siang hari nantinya di depan kantor Bawaslu, Jakarta, pada 22 Mei 2019.
Penyitaan senapan serbu militer Sebelumnya, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian dalam jumpa pers menunjukkan adanya dugaan penyelundupan senjata jenis senapan serbu M4 yang merupakan versi ringkas dari senapan serbu M16 buatan Amerika Serikat.
Senapan ini diduga akan digunakan oleh penembak jitu saat aksi 22 Mei untuk menciptakan martir.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Grid. |
Komentar