GridPop.ID - Seorang nelayan yang ditemukan termutilasi di Ogan Ilir menyisakan kepedihan bagi keluarga.
Bukan hanya sebagai kepala keluarga, korban bernama Karoman juga mengais rezeki untuk menghidupi istri dan kelima anaknya yang masih kecil.
Dalam sehari, Karoman dan istri selalu membanting tulang mencari nafkah.
Dikutip dari Tribun Sumsel, kematian Karoman, warga Desa Pinang Mas, Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Ogan Ilir (OI) kini tengah diselidiki polisi.
Karoman ditemukan tewas dengan kondisi tubuh tidak utuh, di mana kepala dan kedua tangan korban hilang pada Kamis (6/6/2019) lalu.
Polisi kini tengah melakukan penyelidikan dengan memeriksa sejumlah saksi terkait kasus ini.
"Ada sejumlah saksi, di antaranya yang sempat mendengar jeritan dari arah rawa pada Kamis pagi sekira pukul 02.30," kata Kasat Reskrim Polres OI, AKP Malik Fahrin Husnul Aqif usai proses evakuasi mayat korban, Kamis (6/6/2019).
Dijelaskan Kasat Reskrim, menurut keterangan keluarga korban, Karoman meninggalkan rumah pada Rabu (5/6/2019) malam pukul 21.00 untuk mencari ikan di rawa.
Namun hingga larut malam, Karoman tidak kunjung pulang.
Hingga keesokan harinya, korban ditemukan tewas di rawa desa setempat pukul 10.00.
"Korban ditemukan dalam keadaan tanpa kepala dan kedua tangan. Saat ini kami terus lakukan penyelidikan, memeriksa saksi-saksi," terang Kasat Reskrim.
Pihak keluarga pun mengaku tidak percaya dengan kematian korban yang dikenal tidak memiliki musuh.
"Suami saya kerjanya setiap cari nafkah dan tidak pernah ada masalah dengan siapapun. Tidak pernah," kata Mardiah, istri korban saat ditemui di lokasi penemuan jenazah, Kamis (6/6/2019).
Malam sebelum Karoman ditemukan tidak bernyawa, korban pamit pada istri hendak mencari ikan di telaga desa setempat.
Namun hingga larut malam, korban tak kunjung pulang hingga keesokan harinya korban ditemukan tidak bernyawa dengan kondisi kepala dan kedua tangan hilang.
"Kata anak pertama saya, suami saya tidak ada, hanya ada perahu buat cari ikan. Jam 10 dapat kabar ada mayat suami saya dekat telaga dekat sawah," kata Mardiah yang tampak tanah dengan kematian suaminya.
Korban meninggalkan 5 orang anak yang masih kecil, yakni Agus Triadi (15 tahun), Ahmad Komar (11 tahun), Fitrianti (9 tahun), Nurul Usna (5 tahun) dan Miftahul Jannah (2 tahun).
Saat ini jenazah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Palembang guna dilakukan otopsi.
"Suami saya kepala rumah tangga, kami selalu berusaha cari duit Rp 50 ribu sehari untuk menghidupi kelima anak kami," ucap Mardiah.
Karoman yang ditemukan tewas dengan kondisi terkena mutilasi, dikenali pihak keluarga dari pakaian yang dikenakannya.
Selain dikenali dari baju yang dikenakan, keluarga juga mengenali korban dari tanda lahir bawaan yang ada pada korban.
"Kami yakin itu Karoman, dari tahi lalat yang ada di kaki kanannya. Makanya, selain melihat baju yang kenakan sebelum berangkat, ada tahi lalatnya itu," ujar Syarifudin saat ditemui di RS Bhayangkara Palembang, Kamis (6/6/2019).
Baca Juga: Bukan Sugeng, Polisi Ungkap Fakta Baru Penyebab Kematian Wanita Korban Mutilasi di Malang
Syarifudin mengungkapkan, bila tidak ada firasat sebelum kepergian korban untuk mencari ikan di sungai.
Pihak keluarga merasa heran, ketika sejak pagi korban belum juga pulang dari mencari ikan.
Hingga akhirnya, pihak keluarga memutuskan untuk mencari korban.
Setelah ditemukan, ternyata sudah meninggal dan dalam kondisi yang mengenaskan.
"Setahu saya, dia tidak ada musuh. Tetapi tidak tau kalau diluaran, karena kami tidak bisa melihat terus," ujar Syarifudin.
Menurut Syarifudin, biasanya ia pergi ke sungai untuk mencari ikat melewati sawah.
Tetapi hari sebelum kejadian, ia pergi tidak melewati tempat biasanya. Malah lewat ditempat lain. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Pencari Ikan Ditemukan Termutilasi: Tak Pulang ke Rumah, Jeritan Dini Hari dan Pengakuan Istri
Source | : | Tribun Sumsel |
Penulis | : | None |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar