Banner yang menempel di gerobak dirusak dan gelas juga dipecahkan.
Selain itu, Mella mengaku mendapat teror dari orang tak dikenal. Ia menduga, orang yang meneror dirinya adalah pembeli yang membuat video hingga viral di media sosial.
"Saya diteror lewat telepon lebih 20 kali. Orang yang meneror itu pakai nomor gonta-ganti, kadang pakai private number," jelasnya.
Dagangan Mella juga didatangi Satpol PP, pejabat kelurahan, hingga kepolisian.
Ia diminta untuk pindah dan berjualan di depan rumah kosong di Jalan Raya Wiguna Timur, Surabaya.
"Saya malah bersyukur ada video viral. Tapi di video itu isinya enggak benar, gosip semua. Saya dibantu Pemkot Surabaya berjualan di tempat yang lebih bagus," kata Mella.
Pada Selasa (11/6/2019) kemarin, Mella memang tidak berjualan. Ia mengaku tidak enak badan dan mendapat banyak teror.
"Tapi saya enggak takut, saya tetap berjualan. Karena pelanggan saya banyak. Dengan adanya video itu, masih ramai tetap banyak yang mendukung. Pembeli juga enggak kaget dengan harga segitu," kata dia lagi.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Grid. |
Komentar