Robby menambahkan, Jayabaya sebelum dibeli juga menyandang predikat juara nasional.
"Kebetulan Jayabaya ini podium satu di liga. Juara satu tingkatnya nasional. Bisa jadi tingkat satu nasional itu enggak gampang. Harus ada dasar dulu. Kalau hanya juara (tingkat) kota enggak maksimal. Masih belum (mahal). Kalau ini juara nasional, kerjanya (performanya) emang bagus," ungkapnya.
Sementara itu, pemilik pertama burung Jayabaya, Aristyo Setiawan, mengatakan, perlu kesabaran untuk melatih seekor burung merpati hingga menjadi burung jawara.
"Enggak mudah buat melatih burung juara itu, apalagi spesialisnya merpati tinggi kolong meja. Setiap ikut lomba, pasti minimal masuk 10 besar. Ada beberapa juara 1 juga. Tahun lalu juara 1 klasemen nasional," kata Aris.
Ditanya soal pretasi, Aris mengatakan, Jayabaya memang Jawara di berbagai ajang lomba merpati tingkat nasional, khususnya di ajang kelas merpati tinggi kolong meja.
Baca Juga: Saphira Indah dan Sepupunya Meninggal Usai Kedatangan Burung Misterius di Malam Hari, Firasat Aneh?
"Awalnya memang sering kalah dulu karena pastinya butuh penyesuaian. Tapi setelah itu selalu berprestasi," ungkapnya.
Aris menuturkan, belasan kali Jayabaya naik podium juara, baik juara 1 maupun masuk 10 besar burung terbaik perlombaan yang rutin digelar oleh organisasi Penggemar Merpati Tinggi Indonesia (PMTI).
Rata-rata, kata Aris, PMTI menggelar hingga 22 kali kejuaraan setiap tahun.
Source | : | Kompas.com,GridPop.ID |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar