Nasib NP begitu malang. Tujuh bulan terlahir ke dunia, NP ditinggal sang ayah yang menceraikan ibunya, yang notabene istri kedua, asal Lembursitu, Sukabumi.
Hadi (53) terpukul mendengar anak kandungnya dibunuh ibu dan kakak angkatnya berdasar cerita polisi yang datang ke rumahnya pada Senin (23/9/2019).
"Kalau dihukum, hukum mati saja kalau bisa. Anak saya meninggal, ya pembunuhnya juga harus mati," ungkap Hadi dilansir Kompas.com, Kamis (26/9/2019).
Sejak usia dua bulan itu NP dirawat ibu kandungnya Sri Yuliganti (38). Tapi di usia NP tiga tahun, Yuli meninggalkannya.
"Sekitar tiga tahun berpisah dengan saya," ujar Yuliganti kepada Kompas.com di rumah kontrakan di Jayamekar, Kecamatan Baros, Jumat (27/9/2019).
NP kemudian dijadikan anak angkat oleh tetangga Yuli, Ma Kokom, saat di Kampung Joglo karena memang ingin merawat sampai menyekolahkannya.
"Ma Kokom ingin merawat anak saya karena lucu. Saya bilang silakan saja, tapi jangan dikemana-manain. Kalau sudah enggak sanggup merawatnya kasihkan lagi ke saya," pesan Yuli ke Ma Kokom.
Saat itu Yuli tinggal menumpang dengan kakaknya, mengingat kondisi ekonomi morat marit, ditambah rumah peninggalan orangtuanya di perumahan sudah dijual.
"Waktu itu saya lagi menjanda, saya cerai dengan suami saat anak saya usia tujuh bulan," tutur dia.
Satu kali Yuli mencoba mencari-cari NP setelah tak lagi dirawat oleh Ma Kokom sampai akhirnya tahu Yuyu-lah yang mengasuhnya.
Tapi, Yuli gagal mengetahui keberadaan Yuyu dan suaminya karena sering berpindah rumah.
"Sejak usia tiga tahun saya tidak ketemu anak saya lagi, dan terakhir ketemu di rumah sakit anak saya sudah meninggal," kata Yuliganti.
Yuli mengaku sering mendapat laporan jika putrinya sering diperlakukan kasar oleh SR.
"Kata para tetangganya, anak saya ini sering disiksa ibu angkatnya," ujar Yuli.
Ia sudah merasa curiga saat melihat jasad putri kandungnya di Instalasi Jenazah RSUD R Syamsudin, Minggu (22/9/2019) malam.
"Saya melihat dengan mata saya sendiri, anak saya pada lehernya memar, mulut berbusa dan betisnya ada luka. Saya sudah curiga," kata Yuli.
Source | : | Tribun Jakarta |
Penulis | : | None |
Editor | : | Popi |
Komentar