Kala itu salah satu teman sekelasnya mencoba untuk numpang dikendaraan Paopao.
"Kronologinya sendiri kebetulan aku kuliah di UPH, baru semester awal, aku semester sat atau semester dua temen juga nggak deket banget gitu, kayak baru ketemu sering satu kelas bareng, meski nggak deket-deket banget, ya namanya temen dia bilang katanya mau numpang ke Puri Indah kebetulan dia tahu rumah aku sekitar sana, dia bilang mau ke mal Puri deh, oh yaudah gitu," ungkapnya.
Sepanjang perjalanan, Paopao menceritakan jika diantara keduanya tak ada obrolan serius.
Ia dan sang teman pun tak mendiskusikan sesuatu yang memicu perdebatan.
"Ngga ada firasat apapun, selama perjalanan kita ngga ngobrol apapun loh, nggak ada berantem, ngga ada hard felling, udah gitu sampai di depan gerbang mal Puri Indah, dia minta turunin, disitu sebelum gue injak rem langsung di tusuk-tusuk gitu," katanya.
Rupanya sang teman memang memiliki gangguan kejiwaan.
Hal tersebut terbukti kala ia tersenyum usai menusuk Paopao.
"Gue kira kan dia mau ambil mobil atau gimana, tapi pas di psikolog bilang dia itu ada yang aneh soalnya abis nusuk-nusuk gitu dia malah senyum-senyum,"
"Usut punya usut dia cemburu, dia takut aku ngerebut temen sepermainannya dia," imbuhnya.
Meski menerima 17 kali tusukan, Paopao mengaku tak pernah terfikirkan akan mati kala itu.
Komentar