GridPop.ID - Insiden penusukan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto yang terjadi pada Kamis (10/10/2019) kemarin menggegerkan publik.
Wiranto yang merupakan mantan jendral itu diserang oleh seseorang yang bernama Abu Rara alias SA.
Saat itu Abu Rara berpura-pura ingin menyalami Wiranto seperti kebanyakan warga yang ingin bersalam dengan pejabat.
Namun, tiba-tiba ia mengeluarkan senjata tajam dan langsung menusuk bagian perut Wiranto.
Melansir Tribun Jakarta, terungkap identitas dari sosok SA (51) atau Abu Rara ini.
Ternyata SA bukanlah orang sembarangan, ia dikenal sebagai orang pintar. Ia pernah menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Hukum di sebuah universitas ternama di Sumatera Utara.
Disebutkan, SA juga pernah terlibat dalam dunia obat-obatan terlarang, dan sempat menjadi penceramah di mushola di samping rumahnya.
Salah satu sahabat SA, Alex (39) menceritakan tentang sosok SA yang dikenalnya.
Baca Juga: Sebelum Tusuk Wiranto, Pelaku Sempat Dipergoki Warga Berlatih Memanah
Alex menceritakan bahwa SA sudah dua kali menduda.
Pernikahan pertamanya dengan wanita bernama Netta pada tahun 1995, namun bercerai pasca 3 tahun menikah.
Disebutkan Alex, perceraian itu membuat SA frustasi dan mengkonsumsi pil kurtak. Bahkan Alex pernah melihat SA menelan 12 pil kurtak sekaligus, dan menyundutkan rokok ke keningnya berkali-kali.
"Sampai hitam keningnya disundutnya dengan api rokok setelah makan 12 butir kurtak. Itu di depanku," jelas Alex.
Pernikahan kedua SA adalah dengan seorang wanita bernama Yuni pada awal tahun 2000-an. Dari pernikahan ini, SA dikaruniai dua anak perempuan.
Baca Juga: Pakai Jubah Gelap, Pelaku Tusuk Wiranto dengan Belati dan Gunting, Begini Bentuknya
Namun, pernikahannya tak berjalan baik karena Yuni diambil paksa oleh orang tuanya karena tak setuju dengan hubungan mereka.
Orangtua Yuni melaporkannya melakukan telah mengambil anak orang sehingga ditahan selama tiga bulan di penjara.
"Orangtua Yuni kan tak setuju dengan hubungan mereka. Keluarga Yuni berontak. Diambil lah Yuni sama orangtuanya, dikasuskan dia sama orangtuanya karena melarikan orang. Dipolisikan," jelas Alex.
Di tahun 1999, SA pernah berangkat ke Malaysia dan menetap selama 5 bulan di sana. Sepulangnya dari sana, Alex menyebutkan penampilan SA berubah.
"Sepulangnya dia itu lah, saya bilang oh udah Islam dia. Bercanda aja. Maksudnya dia sudah pake peci. Ke mushola, ngisi pengajian, ceramah tapi kurang disukai sama warga. Akhirnya dia pun tarik diri," katanya.
Selanjutnya pada tahun 2013, SA pernah bercerita tentang sesuatu yang disebutnya sebagai 'saudara-saudara' di Suriah dan berkeinginan untuk ikut berjihad.
Tak hanya itu, Alex menceritakan saat itu SA menyebutkan bahwa ia menolak paham Pancasila dan menganggap pemimpin-pemimpin juga kafir.
Alex pun tidak sependapat dengan sahabatnya tersebut.
"Dia nunjukin seperti bendera, panji hitam itu. Menolak Pancasila, tapi saya berbeda pendapat. Saya tetap NKRI harga mati," katanya.
Di tahun 2015, SA bertemu dengan istrinya yang bercadar. Bersama keluarganya, SA tinggal sekitar dua bulan di Alfakah VI.
"Sampai akhirnya dia meninggalkan rumah itu. Tak tahu kemana. Sampai akhirnya sekarang. Tak tahu aku sampe segini. Berarti tekat dia sudah bulat. Gemblung," katanya.
Melansir Kompas.com, proses penyerangan tak hanya dilakukan SA seorang, ia ditemani oleh istrinya FD (sebelumnya disebut FA).
SA bertugas menyerang Wiranto, sedangkan istrinya menyerang punggung Kaplosek.
Korban lain yang terluka adalah ajudan Wiranto dan Fuad Syauki, tokoh masyarakat setempat.
Hingga saat ini kedua pelaku telah ditangakap dan diamankan oleh pihak kepolisian. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunjakarta.com |
Penulis | : | Maria Andriana Oky |
Editor | : | Maria Andriana Oky |
Komentar