GridPop.ID - Insiden penyerangan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menuai beragam komentar dari masyarakat.
Wiranto diserang oleh seseorang yang tak dikenal dengan cara ditusuk di bagian perutnya.
Akibat serangan ini, Wiranto menderita luka tusukan di bagian perutnya.
Insiden penusukan terhadap Wiranto ini ramai diperbincangkan publik.
Ada sebagian kecil orang yang merasa senang dengan insiden ini.
Merujuk artikel terbitan Kompas.com, seorang psikolog, Hening Widyastuti mengatakan fenomena warganet bahagia ketiak Wiranto mengalami musibah erat kaitannya dengan rasa dendam yang terpendam.
Rasa dendam ini muncul dari perasaan merasa disakiti dan dikhianati oleh pemerintah yang adalah pemegang kendali keamanan dan kestabilan negara di mana jabatan Menko Polhukam diduduki Wiranto.
"Mungkin awalnya karena merasa dikecewakan oleh pemerintah, karena erat kaitannya dengan situasi Papua dan demo krisis kemanusiaan, akan menimbulkan rasa benci yang sangat dalam kepada masyarakat," jelas Hening.
"Akhirnya, ketika ada musibah (pada Wiranto) yang harusnya kita merasa prihatin, belum tentu hal yang sama dirasakan mereka (yang kecewa).
Ini malahan jadi kabar gembira, berita yang menyenangkan," paparnya.
Bahkan tak sedikit masyarakat yang menuding jika insiden ini hanyalah sebuah settingan belaka.
Melansir Tribun Bogor, tenagah ahli Deputi IV KSP, Ali Mochtar atau Ali Ngabalin menjelaskan kondisi darah yangtidak terlihat usai Wrianto ditusuk.
Ia mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan dokter menyebutkan luka tusukan yang dialami Wiranto memiliki kedalam 10sentimeter.
"Menurut keterangan pak Terawan dua tusukan, kedalamanya sekitar 10 cm, " kata Ali Ngabalin.
"kalau dari luar darahnya memang tidak terlalu banyak , tetapi karena dalam dinding perut itu senjata tajam menembus usus kecil, diperkirakan darah yang tertampung itu sekitar 3 liter, jadi memang ada masa yang kita khawatirkan kemarin," kata Ali Ngabalin seperti yang dikutip dari tribun Bogor.
Lebih lanjut Ali mengungkapkan penjelasan dokter, luka ada luka sobek sepanjang 6 senti yang terdapat di perut Wiranto.
"Tersobek dari kiri ke kanan dua tusukan itu sekitar 6 centi jadi menembus perut sampai ke usus kecil menurut keterangan dokter," kata Ali Ngabalin.
Benny Mamoto meminta publik untuk tidak berkomentar terlalu dini.
Menurut Benny Mamoto, spekulasi bahwa kasus penyerangan terhadap Wiranto hanya rekayasa tidak bisa dibenarkan sebelum adanya pembuktian dari polisi.
"Naaah, betul, berbagai macam kometar itu terlalu dini, jadi marilah kita tunggu, kita tunggu konferensi pers dari polri soal pengungkapan jaringan, ini perlu waktu," kata Benny Mamoto seperti yang dikutip dari Tribun Bogor.
Benny Mamoto menjelaskan bahwa serangan terorisme selalu saja ada pesan yang disampaikan.
"Karena teror tujuannya adalah menimbulkan ketakutan, ada message yang dikirim, melihat sederhananya, begitu murahnya hanya sebuah pisau, tidak harus mati tapi dampaknya karena yang diserang adalah simbol, buktinya semua koran headline halaman pertama, jangan anggap teror itu harus bom, dampaknya yang diperlukan," jelas Benny Mamoto. (*)
Source | : | Kompas.com,TribunnewsBogor.com |
Penulis | : | Maria Andriana Oky |
Editor | : | Maria Andriana Oky |
Komentar