GridPop.ID - Sesosok mayat ditemukan di bawah Jembatan Cangar I, Dusun Jurang Kuali, Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, pada Rabu (16/10/2019).
Setelah diidentifikasi, mayat tersebut merupakan Bangkit Maknutu Dunirat (32).
Di hadapan polisi, pelaku yang juga mantan kekasih korban mengaku hal yang tak terduga.
Diberitakan Surya Malang, lima pembunuh Bangkit Maknutu Dunirat (32), warga asal Desa Karang Budi Kecamatan Gapura, Sumenep, Pulau Madura, juga merampas uang korban Rp 900.000.
Selama ini, Bangkit Maknutu Dunirat (32) tinggal bersama istrinya, Mei Nuriawati (28) yang sedang hamil tua di Desa Asrikaton Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.
Pada 14 - 16 Oktober 2019, Bangkit sebagai karyawan baru UMC Suzuki Malang dijadwalkan menjalani pelatihan di kantor UMC Suzuki, Jalan Ahmad Yani, Surabaya.
Baca Juga: Kepergok Chatting dengan Kekasih Gelapnya, Pria Ini Tega Aniaya Istri yang Sedang Hamil 7 Bulan
Namun, pada 14 Oktober 2019 atau hari pertama pelatihan itu, Bangkit diculik orang-orang bermobil Suzuki Ertiga dan peristiwanya terekam dalam video yang kemudian viral.
Istrinya, Mei Nuriawati, kemudian lapor polisi Surabaya perihal penculikan tersebut.
Hingga polisi menerima laporan penemuan mayat dan diidentifikasi sebagai suami Mei Nuriawati.
Selanjutnya, polisi meringkus tersangka pelakunya, pasangan suami - istri Bambang Irawan (27) dan Rulin Rahayu Ningsih (32) yang tinggal di Perumahan Magersari, Sidoarjo.
Rulin Rahayu Ningsih adalah mantan pacar Bangkit Maknutu Dunirat, dan suaminya ditangkap Unit Jatanras Polrestabes Surabaya di sebuah restoran makanan cepat saji di Jalan Gajah Mada, Sidoarjo, Rabu (16/10/2019).
Sementara dua tersangka lainnya, Kresna Bayu Firmansyah (22), warga Jalan Nyamplungan, Surabaya dan Muhammad Rizaldy Firmansyah, ditangkap di dua tempat berbeda.
"Mereka kami amankan di dua lokasi, Kresna kami tangkap di tempat kerjanya kawasan Bratang dan Rizaldy kami jemput di rumahnya," kata Wakapolrestabes Surabaya AKBP Leonardus Simarmata dalam konferensi pers di Surabaya yang diikuti SURYAMALANG.COM, Jumat (18/10/2019).
Leo mengatakan, lima pelaku yang merupakan eksekutor turut menggunakan uang korban.
"Mereka ini teman kerja. Jadi, uang korban dibagi-bagi para pelaku, lima eksekutor itu," kata Leonardus Simarmata.
Sebelumnya, mereka menggunakan uang Rp 900 ribu untuk macam-macam kebutuhan, antara lain bahan bakar mobil Ertiga. Setelah itu, uang itu dibagi-bagi.
Leonardus menyebutkan, Bambang Irawan berperan merencanakan penculikan, menyediakan sarana, menyuruh pelaku lain bergantian memukul. Bambang Irawan pula yang menyurung teman-temannya mendorong korban ke jurang dalam kondisi hidup.
"Mereka punya peran masing-masing. Ada yang memukul, menentukan tempat, hampir semua melakukan pemukulan tapi berbeda-beda, ada yang pukul satu kali, ada yang tiga kali, termasuk mengikat korban menggunakan name tag," kata Leo.
"Istri (Rulin) tidak ikut, dia berperan memberi tahu suaminya, menahan korban dan menyuruh security untuk mengamankan korban supaya tidak pergi. Ikut mendorong korban masuk ke mobil," tambah Leo.
Pelaku-pelaku tersebut terancam hukuman pidana mati dengan penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu maksimal 20 tahun penjara.
Rulin pun menjadi salah satu 'aktor' utama dalam kasus penculikan berujung pembunuhan terhadap Bangkit.
Perihal motif, selama berpacaran pada 2015-2017 dengan Bangkit, Rulin meminta kekasihnya untuk menjual mobil.
Namun, Rulin hanya mendapat bagian Rp 5 juta dari total penjualan Rp 93 juta. Sisanya digelapkan oleh Bangkit.
Pada tahun 2016, menurut versi Rulin, Bangkit juga mengajukan kredit mobil Toyota Yaris atas nama Rulin. Hal itu diketahui oleh Rulin.
Kredit mobil tersebut juga mengalami kendala pembayaran hingga Rulin kerap dikejar debt collector. Padahal, total yang seharusnya dibayarkan Bangkit kepada Rulin sekitar Rp 145 juta.
Baca Juga: Ajaib, Pipi Langsung Tirus Usai Lakukan 3 Gerakan Yoga Wajah Ini Setiap Hari Hasilnya Bikin Takjub!
Saat di hadapan polisi dan awak media, mantan pacar Bangkit, Rulin Rahayu mengaku tidak tahu kalau korban jadinya sampai meninggal dunia.
Dari permasalah antara mantan pacar itu, Rulin menyusun rencana bersama suami dan rekan-rekannya untuk menculik Bangkit.
Bangkit diculik, dianiaya sekaligus dibunuh oleh enam pelaku yang tak lain adalah suami Rulin dan teman-temannya.
Pria asal Perum Magersari Sidoarjo ini bersama rekannya Kresna Bayu (22) warga Nyamplungan Ampel, M Rizal Firmansyah (19) warga Dinoyo Surabaya, ARP (27) dan MIR (20) membawa paksa korban.
Mereka menculik korban yang baru pulang dari menjalani training di UMC Suzuki Jalan Ahmad Yani Surabaya dan membawanya ke Cangar Batu Malang.
Sesampainya di Jembatan Cangar, para pelaku menganiaya hingga mendorong korban ke sungai.
Bambang mengaku gelap mata menghabisi nyawa korban.
Para pelaku sempat menganiaya korban di Jembatan Cangar dan menjatuhkannya di Sungai Watu Ondo hingga korban pun ditemukan tewas.
Sementara istri Bambang sekaligus mantan kekasih korban, Rulin mengaku tak tahu rencana suaminya.
Ia mengira suaminya akan menyerahkan Bangkit ke Polsek Sumenep, namun kabar kematian mantan kekasihnya itu terdengar.
"Saya tidak tahu rencananya itu, setahu saya dia (Bambang) lapor ke Polsek dan komunikasi orang Polres Sumenep. Saya pikir begitu ketemu dibawa ke sana, saya tidak tahu kalau meninggal. Tahunya dari polisi," kata Rulin.
Rulin pun turut harus merasakan tahanan bersama suami dan pelaku-pelaku pembunuhan korban yang ditemukan tewas di Sungai Watu Ondo Batu tersebut. (*)
Source | : | Surya Malang |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar