GridPop.ID - Beberapa sosok baru yang hari Rabu (23/10/2019) ini dilantik menjadi menteri cukup menyita perhatian.
Salah satunya ialah orang nomor satu di Kepolisian Republik Indonesia, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.
Presiden Joko Widodo akhinya menunjuk beliau sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.
Diberitakan Kompas.com, dalam perjalanan kariernya, Tito merupakan calon tunggal yang diajukan Presiden Jokowi sebagai Kapolri menggantikan Jenderal Pol Badrodin Haiti yang pensiun.
Tito mulai menjabat sebagai Kapolri sejak tahun 2016 hingga akhirnya dipanggil ke istana, Selasa (22/10/2019), untuk diminta menjadi menteri.
Tito diberhentikan dan juga mundur dari kepolisian setelah bertemu Jokowi. Wakapolri Ari Dono Sukamto ditunjuk menjadi Plt Kapolri.
Karier Tito di institusi kepolisian terbilang cemerlang. Ia merupakan lulusan terbaik Akpol tahun 1987 dan menerima penghargaan Adhi Makayasa.
Selama kariernya, jenderal berbintang empat itu dikenal berpengalaman dalam bidang terorisme.
Tito pernah membongkar jaringan teroris kelompok Azahari Husin di Batu, Malang, Jawa Timur, pada 2005, dan kelompok pimpinan Noordin M Top tahun 2009.
Ia pun dipercaya menjabat sebagai Kepala Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88) Mabes Polri.
Kemudian, Tito juga pernah menjadi Kapolda Papua selama dua tahun, Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kapolri, dan Kapolda Metro Jaya.
Di balik sederet prestasi itu, nama Tito terseret dalam kasus kasus suap impor daging dengan tersangka Basuki Hariman atau dikenal dengan kasus "buku merah".
Namun, Tito pernah membantah tuduhan yang terjadi saat dia menjabat Kapolda Metro Jaya.
Terkait penggantinya sebagai Kapolri, Tito Karnavian menyebut Kabareskrim Komjen Idham Azis bakal menjadi penggantinya memimpin Polri.
Hal itu disampaikan Tito di sela acara pengumuman dan pelantikan para menteri Kabinet Indonesia Maju di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
"Sudah dikirim (namanya), tanya Setneg," kata Tito kepada wartawan.
Saat ditanya apakah nama yang diajukan sebagai penggantinya ialah Idham Azis, Tito membenarkan.
"Saya dengar begitu," lanjut Tito.
Lalu, siapakah Komjen Idham Azis ini?
Diberitakan Sripoku.com, Idham Azis dulunya sempat viral di media sosial dan menuai banyak pujian.
Ketika itu Komjen Idham Azis menjabat sebagai Kepolda Metro Jaya.
Komjen Idham Azis menjadi viral karena video mengenai dirinya yang memberikan uang kepada memberikan uang kepada anggota.
Dalam video tersebut terekam suasana tegang saat apel di lingkungan kepolisian.
Sejumlah aparat polisi mengenakan seragam lengkap nampak berbaris rapi.
Para anggota kepolisian ini pun berbaris dengan posisi tegap.
Tak berselang lama setelahnya tampak Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya Idham Azis menghampiri sejumlah anak buahnya itu.
Idham tampak menyalami satu persatu anggota kepolisian yang berbaris di depannya.
Tak disangka, hal mengejutkan terjadi saat Kapolda Idham hampir sampai di ujung barisan.
Ia tampak menghampiri seorang anggota kepolisian yang mengenakan seragam lusuh.
Berbeda dari sejumlah anggota di sebelahnya, seragam yang dikenakan aparat kepolisian ini tampak sudah berubah warna karena terlalu lama dipakai.
Mengetahui hal tersebut, Kapolda Idham kemudian merogoh dompet yang ada di saku celananya.
Ia memberikan sejumlah uang pada aparat kepolisian itu.
Tak diketahui secara pasti berapa jumlah yang diberikan Kapolda Idham.
Pun tak diketahui kapan video itu direkam.
Meski begitu, video berdurasi kurang dari satu menit ini sukses memancing perdebatan di kalangan netizen.
Banyak yang mengatakan tindakan Kapolda ini adalah pencitraan, namun ada pula yang membela dengan memberi pujian pada Idham.
"Jangan bilang pencitraan yaaa,,,,itu tulus sbagai seorang atasan kpada bawahannya,, cermin bagi pemimpin yg lain dan bagi kita semua,,," kata Pandawa Lima.
"Salut jendral gak banyak omong tegas wibawa bangga lihatnya.," komentar Andi Sulistiana.
"Pemimpin yg patut di contoh..," terang Harieswan Sapran. (*)
Source | : | Kompas.com,Sripoku.com |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar