"Jadi kalau kami melihat ini adalah reaksi yang belebihan dari lembaga penyiaran," kata Agung Suprio.
Agung Suprio menilai, blurring atau sensor digunakan oleh lembaga penyiaran karena mereka khawatir tayangannya terkena sanksi dari KPI.
Padahal KPI tidak melakukan sensor atau blurring pada sebuah tayangan.
"Mungkin karena takut disanksi oleh KPI, padahal KPI tidak melakukan penyensoran," ujar Agung Suprio.
Agung Suprio mengatakan, masyarakat sudah salah persepsi, jika mengira KPI mewajibkan penyensoran.
Padahal KPI tidak melakukan sensor pada sebuah tayangan.
"Jadi yang melakukan blurring adalah pihak mana?" tanya Melaney Ricardo.
"Pihak lembaga penyiaran," jawab Agung Suprio.
Wakil Ketua KPI Pusat, Mulyo, kemudian melanjutkan sekaligus memberikan penjelasan.
Ia mengungkit soal tayangan "Hotman Paris Show" yang berisi perdebatan Nikita Mirzani dan Elza Syarief diberikan sensor.
Mulyo menjelaskan, tayangan itu sebenarnya sudah diedit oleh editor televisi.
Baca Juga: Tak Perlu Operasi dan Hamburkan Biaya Perawatan, 3 Bahan Alami ini Ampuh Atasi Kulit Keriput
"Tayangan Nikita Mirzani banyak sensor *tit* *tit* *tit* sebenarnya dari editor televisi. Itulah pelakunya. Bukan KPI," tutur Mulyo.
"Oh. Cuma kok saya merasa aneh ketika pentil ban sampai diblur pak," tanya Melaney Ricardo lagi.
"Mungkin kalau belahan dada artis yang memang semelehoy diblur karena memang terbuka dan membuat kaum adam nafsunya meningkat itu masuk akal," lanjutnya.
Mendengar Melaney Ricardo masih kukuh untuk bertanya, Ketua KPI Pusat, Agung Suprio tak kuasa menahan tawa.
Agung Suprio sampai geleng-geleng kepala melihat Melaney Ricardo yang tidak terima dengan blurring pada pentil ban dan sapi yang sedang diperah susunya.
"Mungkin ada kerancuan atau kesalahpahaman di antara pola pemikiran KPI dan pola pemikiran lembaga penyiaran ya pak?" tanya Melaney Ricardo.
"Korban bencana alam, korban yang berdarah, korban dan pelaku tindak kejahatan seksual di bawah umur hingga orang tua korban harus diblur. Selebihnya tidak ada," tutur Mulyo.
"Dan dengan kita duduk dan ngobrol seperti ini jadi jelas nih. Buat lembaga penyiaran televisi lain kali jika ada orang yang sedang mengisi angin di ban, pentil bannya tolong jangan di blur. Shizuka pengen berenang di kolam renang jangan diblur. Di tambah lagi, siapa yang nafsu sama kartun," kata Melaney Ricardo.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jatim |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar