GridPop.ID - Kisah mengenai anjing dan majikannya sering menguras air mata.
Anjing sendiri dinilai sebagai salah satu hewan yang bisa menjadi sahabat dan sangat setia dengan majikannya.
Kisah salah satu anjing di Thailand ini salah satunya.
Diberitakan Mirror via Tribunnews.com, seorang pengedara motor bernama Anuchit Uncharoen melihat anjing itu dua kali di pinggir jalan.
Anjing tersebut tengah duduk di pinggir jalan seolah-olah menunggu seseorang yang akan datang di Roi-Et, Thailand, pada September lalu.
Mulanya Anuchit menghiraukan keberadaan anjing tersebut hingga keesokan harinya Anuchit kembali melihat anjing tersebut di tempat yang sama.
Keanehan tersebut membuat Anuchit merasa penasaran dan akhirnya bertanya kepada warga sekitar mengenai anjing tersebut.
Seorang penduduk sekitar bernama Saowaluck Pinnuvech mengatakan bahwa ia menemukan anjing itu duduk di tempat yang sama pada awal tahun 2016.
Saowaluck membeberkan awal mula si anjing berada di sana hingga kini masih berada di tempat yang sama.
"Aku menemukan anjing itu sejak 2016, dulu ia sangat kurus dan ada bekas luka," ucap Saowaluck.
"Saya selalu lewat jalan ini dan melihatnya setiap hari, jadi aku bertanya orang-orang siapa pemilik anjing itu. Warga berkata anjing itu anjing liar. Lalu aku membawanya ke dokter hewan, membawanya ke rumah dan menamainya Leo," terangnya.
"Tapi setelah beberapa hari Leo kabur dari rumah," imbuh Saowaluck.
Setelah mengetahui Leo kabar, Saowaluck justru menemukan anjing tersebut di tempat yang sama Saowaluck melihatnya.
Sejak itu, Saowaluck tak lagi membawa Leo pulang dan hanya mengantarkan makanan kepada setiap hari.
"Aku menemukannya di titik yang sama sehingga aku membiarkannya saja," katanya.
"Aku hanya datang ke sana setiap hari untuk memberinya makan," imbuhnya.
Melihat kejadian menyedihkan tersebut, Anuchit lantas membagikan kisah tersebut ke media sosial.
Dengan keajaiban teknologi dan media sosial zaman sekarang, pemilik asli anjing bernama Noi Sittisarn itu akhirnya mengetahui keberadaan anjingnya.
Noi berkata jika Bong Bong, nama asli anjinya, menghilang setelah lompat dari truk pickup tahun 2015 lalu.
Noi mengatakan ia sedang lewat di jalan tersebut hingga akhirnya sadar Bong Bong sudah tidak ada di dalam truk.
Bahkan, ia dan suaminya sempat putar balik untuk mencari Bong Bong namun sayang mereka tidak menemukannya.
Akhirnya, Bong Bong dan pemilik aslinya bertemu lagi pada 9 September 2019 lalu.
Saat tahu majikannya datang, Leo atau Bong Bong langsung menggonggong dan membiarkan pemiliknya mengelus-elus kepalanya.
Namun, si anjing menolak pulang ke rumah saat akan dibawa ke truk pickup.
Sepertinya Bong Bong butuh waktu untuk beradaptasi atau menyesuaikan perasaannya setelah bertemu lagi dengan pemilik lamanya.
Noi si pemilik asli kemudian berjanji keesokan harinya.
Baca Juga: Tak Nyaman dengan Keringat Berlebih Saat Hamil? Ternyata Begini Cara Mengatasinya, Terbukti Ampuh!
Akan tetapi di malam yang sama, Saowaluck yang selama ini merasa Leo alias Bong Bong menelepon Noi.
Saowaluck menangis dan mengaku ingin menjaga anjing itu karena sudah merasa terikat setelah selalu memberinya makan selama 4 tahun.
Mendengar hal itu, Noi mencoba untuk ikhlas dan melepaskan anjingnya.
Noi bahkan ikut senang jika anjingnya dirawat oleh orang yang menyayangi anjingnya.
"Aku tidak punya alasan untuk menolak permintaannya," ungkap Noi.
"Karena Saowaluck selama ini merawat Bong Bong dengan baik, aku percaya mereka mereka akan bahagia bersama," tuturnya.
"Tapi aku ingin Bong Bong dibawa ke rumahnya, tidak di jalan lagi," pinta Noi kepada Saowaluck.
Saowaluck pun berjanji akan membawa anjing itu ke rumahnya dan akan merawatnya sepenuh hati.
Sudah menjadi rahasia umum jika anjing bisa menjadi sahabat manusia yang paling setia, seperti yang dialami Leo alias Bong Bong di atas.
Usut punya usut, sifat anjing yang bisa bersahabat dengan manusia tersebut pernah menjadi bahan penelitian.
Dikutip dari Kompas.com, (20/7/2017), Sebuah studi yang dilakukan oleh ilmuwan hewan Monique Udell dari Oregon State University dan Bridgett vonHoldt, seorang ahli biologi evolusioner dari Universitas Princeton, menemukan jawabannya.
"Kita pernah menduga bahwa selama proses domestikasi, anjing mengembangkan kognisi sosial mutakhir yang tidak dimiliki serigala," kata Udell seperti yang dikutip dari Science Alert 20 Juli 2017.
Namun, ternyata jawabannya berada pada tingkat genetik. Dalam studi tersebut, Udell dan vonHoldt menemukan kemiripan antara kromosom anjing dengan kromosom manusia yang memiliki sindrom Williams-Beuren.
Sindrom Williams-Beuren adalah kelainan perkembangan yang mempengaruhi fitur wajah manusia dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kelainan jantung, kelainan pada otak, dan sistem saraf.
Dibandingkan dengan serigala, anjing terbukti lebih mudah bergaul.
Kemudian, ketika mengurutkan genom hewan di laboratorium, ditemukan bahwa variasi di wilayah kromosom enam pada DNA anjing sejajar dengan sikap sosial anjing tersebut.
Lebih lanjut, penyisipan genetik (transposons) pada WBSCR yang mempengaruhi protein GIF21 ditemukan sangat terkait dengan hipersosialisme pada anjing.
Jika penyisipan genetik lebih sedikit, anjing akan bertingkah layaknya serigala dan suka menyendiri, dan sebaliknya.
Anehnya, yang memengaruhi sindrom Williams-Beuren pada manusia bukannya penyisipan, melainkan penghapusan genetik pada kromosom tujuh (setara dengan kromosom enam pada anjing).
Temuan ini pun membuat Udell dan vonHoldt kebingungan. Mereka tak sepenuhnya memahami apa yang terjadi dan dengan jumlah sampel yang sedikit, Udell dan vonHoldt harus berhati-hati dalam menarik kesimpulan.
Walaupun demikian, penelitan ini adalah langkah maju untuk mengetahui bagaimana genetika dasar memengaruhi perilaku sosial pada anjing dan manusia.
"Kami belum menemukan 'gen sosial', tetapi kami menemukan komponen (genetik) penting yang membentuk kepribadian binatang dan membantu proses penjinakkan serigala liar menjadi anjing," ujar vonHoldt menjelaskan.
Temuan ini telah dipublikasikan jurnal Science Advance pada 19 Juli 2017 Volume 3. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar