Massa menggelar aksi untuk menolang keberadaan tambang ilegal itu.
"Saat itu, puluhan warga menolak tambang ilegal, dilakukan dengan aksi demo. Saat itu warga tersulut emosi," kata Akbar seperti yang dikutip dari TribunPinrang.com.
Mereka membawa parang, golok, dan bambu runcing untuk menghentikan aktivitas tambang pasir tersebut.
Saat tiba di lokasi, terjadilah percekcokan mulut antara pihak warga dan PT ASR (pekerja tambang).
Tak berselang lama, situasi pun tidak terkendali hingga terjadi perkelahian yang mengakibatkan sejumlah orang terluka.
Kapolsek Cempa, Iptu Akbar berusaha melerai kedua belah pihak. Namun, aksi kekerasan tak mampu dicegah.
Saat suasana semakin memanas, sejumlah warga lainnya mengejar pekerja dan menghunuskan golok dan parang.
"Saat terjatuh, korban kemudian nyaris ditebas oleh warga yang sudah menghunuskan goloknya. Karena situasi emosi, saya kemudian berinisiatif bersimpuh, memohon agar tidak menebas korban," kata Akbar.
Melihat Akbar berlutut sambil memohon di hadapan mereka, warga akhirnya merasa tenang, emosi mereka mulai mereda.
Tak hanya berlutut, Akbar pun merapatkan kedua telapak tangannya hingga sejajar dengan wajah dan memohon agar massa tidak melukai pekerja tambang yang sudah jatuh terkapar.
"Iptu Akbar di kalangan polisi dan warga dikenal sebagai polisi yang berkepribadian baik dan suka menolong," kata Wakapolres Pinrang Kompol Nugraha Pamungkas.
Menurut Nugraha, Iptu Akbar akan diberikan penghargaan karena aksi heroiknya membantu menyelamatkan warga yang nyawanya terancam. (*)
Komentar