GridPop.ID - Seniman Djaduk Ferianto telah meninggal dunia pada Rabu (13/11/2019) dini hari.
Kepergiannya yang secara mendadak membuat keluarga, kerabat, hingga para penggemarnya merasa tak percaya.
Alami serangan jantung saat berada di rumah, Djaduk Ferianto meninggal dunia di pangkuan istri tercintanya.
Baca Juga: Gadis Ini Berpenampilan Bak Seorang Bajak Laut, Tak Disangka Terungkap Fakta Mengharukan di Baliknya
Di hari yang sama, jenazah Djaduk sudah dimakamkan bersebelahan dengan makam sang ayah, Bagong Kussudiardja.
Diberitakan Kompas.com, Butet Kartaredjasa menerangkan bahwa keluarga tidak mengetahui penyebab serangan jantung tersebut.
Namun, memang pada hari-hari terakhir yang lalu Djaduk sangat sibuk beraktivitas.
"Djaduk meninggal dunia di pangkuan istrinya," ucap Butet.
"Yang pasti di hari-hari terakhir ini Djaduk sangat sibuk untuk latihan musik dan sedang menyiapkan Ngayogjazz yang akan dilaksanakan tanggal 16 November di Godean," kata Butet.
Kini dua hari setelah kepergian Djaduk, Butet membagikan kenangan manis sekaligus pilunya saat bersama sang adik.
Kenangan yang terlihat pada unggahan foto di akun Instagram pribadi itu, Butet terlihat berfoto bersama Djaduk.
Keduanya terlihat sedang berbincang hangat di sebuah tempat bernama puncak Table Mountain, South Africa.
Dalam keterangannya, Butet menceritakan momen kebersamaannya dengan Djaduk saat mendapatkan sebuah melodi di puncak Table Mountain.
Di tempat yang disuguhi pemandangan alam menakjubkan itu, Butet menyebutkan betapa antusiannya Djaduk saat mendapatkan melodi untuk proyek musiknya.
"DAPET MELODI. Di puncak Table Montain, South Africa, 30 September lalu, dengan penuh kegembiraan Djaduk memamerkan temuannya,”Aku dah dapet melodi utk komposisijya nih.” Dia lalu ber-siul2 dan rengeng2 sambil merekam suaranya. Dia tampak bersemangat banget," tulis Butet.
Baca Juga: Awalnya Penonton Terperangah dengan Kecantikannya, Setelah Menyanyi Terungkap Fakta Dibaliknya
Selain itu, Butet juga menerangkan bagaimana Djaduk sudah menemukan musisi yang akan mengikuti lokakarya di Yogyakarta untuk tampil bersamanya di Capetown Jazz Festival, akhir Maret 2020.
"Apalagi dalam perjalanan ini Djaduk udah memilih partner pemusik setempat, vocalis dari Johanesburg dan pemain perkusi dari Capetown, yang nantinya akan workshop di Yogya utk tampil di Capetown Jazz Festival, akhir Maret 2020 mendatang," jelasnya.
Namun takdir berkata lain, kebahagian Djaduk saat itu rupanya sudah dibawa pergi ke alam lain.
Namun rekaman melodi Djaduk sudah ditemukan dan dibagikan ke Kua Etnika, kelompok musik yang didirikan Djaduk.
"Tapi, kegembiraan itu sekarang dibawa pergi jauuuuuuhh. Melodi temuannya yang masih nembekas di smartphonenya, kemarin udah terlacak. Sudah dibagikan ke kawan2 Kua Etnika," terang Butet.
Butet yakin bahwa adiknya akan menjadikan melodi tersebut menjadi lagu nan indah di surga sana.
Sedangkan di bumi ini, melodi milik almarhum Djaduk tersebut akan menjadi warisan untuk Kua Etnika yang pasti akan berubah menjadi komposisi yang apik.
"Pasti Djaduk akan mengaransir melodi itu menjadi komposisi surgawi di sono, tapi saya yakin, kawan2 Kua Etnika bakal menjelmakan warisan melodi dari Djaduk ini menjadi suatu komposisi yang keren. Kita tunggu aja. Uasuwoook," paparnya.
(*)
Source | : | Kompas.com,Instagram |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar