Terlebih, kata dia, saat ini pikirannya lagi kacau lantaran sedang banyak permasalahan, sehingga emosinya pun tak terkendali.
Ia pun mengaku bahwa dirinya pun juga mempunyai banyak masalah sehingga emosinya menjadi meluap dan melakukan penganiayaan terhadap kakeknya.
"Aku tidak tahu kenapa saya bisa melakukan hal itu, setelah melakukan itu pun saya tetap di rumah dan tidak kemana-mana."
Di sisi lain, Warsidi tak ingin cucunya berurusan dengan hukum.
Meski telah dianiaya cucunya, ia meminta agar polisi tidak menahan cucunya itu.
Ia tak rela jika cucunya yang ia asuh sejak kecil merasakan diringinya dinding jeruji besi sel tahanan.
"Mboten angsal, (tidak boleh), kulo mawon seng diapa-apake (saya saja yang diapa-apakan)," ujarnya.
Bahkan untuk menutupi kesalahan sang cucu, ia pun mengaku dihadapan kepada kepolisian bahwa tubuhnya tidak apa-apa, dan tidak mengalami kesakitan yang berarti.
"Mboten nopo-nopo kulo pak, nggih mboten enten seng sakit (Tidak kenapa-napa saya pak. ya tidak ada yang sakit," ungkapnya membela cucunya. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunjateng.com,TribunBogor.com |
Penulis | : | Maria Andriana Oky |
Editor | : | Maria Andriana Oky |
Komentar