GridPop.ID - Orang yang sukses sering menyimpan kisah inspiratif dalam perjalanan hidupnya.
Tak jarang, banyak orang sukses dulunya justru hidup jauh dari kesan mewah.
Pengalaman itu pula yang dibagikan pemilik warung makan sate kambing legendaris di Solo yang belum lama ini tutup usia.
Dikutip dari Kompas.com, pemilik warung makan legendaris di Solo, " Sate Kambing Pak Manto", Sumanto tutup usia pada Sabtu (23/11/2019) pukul 16.00 WIB.
Pengusaha kuliner yang warungnya berada Jalan Honggowongso No. 36 Sriwedari, Laweyan, Surakarta ini meninggalkan istri, Widiyastuti dan tiga anak, Desi Paulina Novita Sari (29), Yeni Trias Safitri (24), dan Elina Nindi Warsiki (20).
Sebelum meninggal dunia, Pak Manto, sapaan akrabnya sempat mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Dr Oen Solo Baru.
Ia menghembuskan nafas terakhirnya karena sakit lambung yang dideritanya.
"Meninggal dunia karena sakit lambung, (sakit) sekitar empat bulan terakhir ini," kata putri sulung Pak Manto, Desi dilansir dari TribunSolo.com, Minggu (24/11/2019).
Selama empat bulan terakhir, Pak Manto dikabarkan sudah beberapa kali keluar masuk rumah sakit.
Pak Manto dikebumikan di daerah asal, Pracimantoro, Wonogiri atau di Istana Dondog Joho.
Diberitakan via Tribun Solo, di kalangan penggemar kuliner Solo, khususnya pecinta masakan olahan daging kambing, nama Pak Manto memang begitu legendaris.
Pendiri warung sate kambing legendaris yang kini sudah memiliki lebih dari 5 cabang itu dikenal sebagai sosok pekerja keras.
Kerja keras yang dilakoni Pak Manto selama ini pun akhirnya membuahkan hasil.
Kini ia sudah memiliki cabang di sejumlah kota yakni Solo, Semarang, Jakarta, dan Yogyakarta.
Sebelum sesukses sekarang, tentu saja Pak Manto sempat melalui masa-masa sulit saat merintis usaha.
Ia juga mengaku dulu pernah bekerja dengan orang lain sebagai karyawan.
Awal Merintis Usaha
Sumanto atau yang akrab disapa Pak Manto mulai bekerja di bidang kuliner sate kambing pada 1983.
Saat itu ia masih ikut kerja orang lain sebagai karyawan.
Setelah 7 tahun belajar tentang seluk beluk bisnis sate kambing, barulah pada 1990 ia membuka usahanya sendiri.
Saat ditemui Tribun Video pada Senin (11/2/2019), Pak Manto mengakui tak memiliki modal saat awal merintis usahanya.
Ia harus meminjam uang ke sana ke mari agar usaha sata kambingnya bisa berjalan.
Dari awal buka, Pak Manto beberapa kali berpindah tempat, hingga kini menetap menempati tempat yang sekarang.
Pada awalnya ia hanya berjualan sate kambing, tongseng dan tengkleng segar.
Barulah pada 1995 ia berinovasi menciptakan olahan tengkleng rica yang kini menjadi menu andalan warung Pak Manto.
Bermodalkan keuletan dan kemudian kerja keras, Pak Manto terus membangun usahanya.
Setelah kini bisa membuka lima cabang, Pak Manto berhasil membuka lapangan pekerjaan bagi sekitar 50 orang karyawan.
Sempat Tinggal di Rumah Gedek
Sebelum tinggal di rumah yang bertingkat seperti sekarang, Pak Manto rupanya sempat tinggal di rumah gedek.
Pak Manto dan keluarganya pernah merasakan tinggal di rumah dengan dinding yang terbuat dari anyaman bambu.
Hal itu juga dibenarkan oleh salah seorang tetangga Pak Manto, Hartini (56).
Hartini menuturkan rumah yang dihuni keluarga Sumanto atau akrab disapa Pak Manto itu dahulu memprihatinkan.
"Dulunya masih jelek terus dibangun Pak Manto, bentuknya itu, ya, cuma gedek, itu punya orang tuanya bu Widiyastuti," tutur Hartini kepada TribunSolo.com, Minggu (24/11/2019).
Rumah itu dibangun Pak Manto sejak empat tahun yang lalu yang kini ditempati istri dan ketiga anaknya.
"Dibangunnya empat tahun kurang lebih, waktu jayanya bangun ini tanpa berhenti lanjut terus," ujar Hartini.
Keluarga Pak Manto kini tinggal di sebuah rumah berlantai dua berukuran sekitar 16 meter x 4 meter.
Punya Mobil Pajero Sport
Tak cuma punya rumah berlantai dua, Pak Manto rupanya juga mempunya sejumlah kendaraan.
Pak Manto memiliki garasi mobil dan motor yang berjarak sekitar 200 meter sebelah selatan rumahnya.
Hartini mengatakan, Pak Manto memiliki dua buah mobil dan satu buah pikap untuk menunjang kegiatan keseharian.
"Mobilnya dua, satunya kalau gak salah Innova sama Mitsubishi Pajero Sport, terus ada pikap satu buat ambil ambil barang," tandasnya.
Warung Sate Kambing Akan Diteruskan oleh Putri Sulung
Putri sulung pendiri warung sate kambing Pak Manto, Desi Paulina Novita Sari dipercaya untuk meneruskan bisnis keluarga.
Warung makan yang sudah dirintis oleh Sumanto (56) atau akrab disapa Pak Manto selama kurang lebih 29 tahun itu rencananya akan dijalankan Desi.
"Pesan terakhir bapak ada, istilahnya diserahkan ke aku, dibantu untuk menangani warung makan, mengembangkan, pokoknya menjaga apa yang sudah dibangun sama bapak," tutur Desi kepada TribunSolo.com, Minggu (24/11/2019).
Desi mengaku sudah siap untuk mengembangkan warung sate kambing Pak Manto ke depannya.
"Iya (siap), mudah-mudahan bismillah aja, pasti berat tapi harus dicoba," aku Desi.
Desi merasa ini semua sudah diatur sebelum bapaknya tutup usia.
"Kayak sudah ada alurnya, sudah diatur sebelumnya, buka cabang di Jakarta sembilan bulan yang lalu," ucap Desi.
"Bulan Januari akhir buka di Jakarta, buka dari nol, bapak kesana pas opening saja, habis itu ndak ke sana lagi karna disini urusannya banyak," imbuhnya membeberkan.
Kondisi itu membuat Desi harus belajar menangani setiap masalah yang dihadapi saat menjalankan cabang di Jakarta.
"Itu mau ndak mau aku harus belajar, nek ini kurang piye, ya, ini belajar sendiri, kalau bapak yang wira wiri ndak banyak belajar," ucap Desi.
"Itu menjadi semacam bekal, dibekali, terus aku mikir mungkin udah ada plan-plannya sendiri-sendiri semacam itu, sebelum bapak pergi buka warung dan berdiri sampai sekarang, alhamdullilah," tambahnya.
Selain menyerahkan bisnis kuliner kepadanya, Pak Manto juga berpesan agar anak-anaknya tetap rukun.
"Rukun sama adik-adikku ini, (soalnya) suka berantem standarnya bocah gitu, (dulu) beliau terus mengingatkan, ora sah padu," ujar Desi. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Solo |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar