GridPop.ID - Nasib Basuki Tjahaja Purnama ternyata pernah diramal oleh Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Selain sempat menyebut soal jadi gubernur, Ahok juga pernah disebut Gus Dur bisa memiliki kesempatan menjadi presiden.
Namun berbeda dengan Gus Dur, tokoh politik Kwik Kian Gie menyebutkan hal berbeda soal nasib Ahok yang kini menjabat menjadi Komisaris Utama PT Pertamina itu.
Diberitakan Tribun Jatim, ramalan Gus Dur soal nasib Ahok itu ditulis oleh Imam Anshori Saleh, dalam bukunya berjudul "Mata Batin Gus Dur, Cerita-Cerita Unik Bersama Sang Kiai", terbitan Gramedia tahun 2017 lalu.
Menurut Imam Anshori Saleh, cerita itu bermula saat Gus Dur mendoakan Ahok sebagai gubernur tahun 2007 lalu.
"Ketika itu jalan terjal sedang mengadang Ahok, tepat ketika ia maju sebagai calon Gubernur Banga Belitung berpasangan dengan Dr Ir Eko Cahyono," tulis Imam Anshori Saleh dalam bukunya.
Menurut Imam Anshori Saleh, pada awalnya dalam perhitungan suara sementara, 22 Februari 2007, Ahok melesat jauh meninggalkan pesaingnya.
Namun, di tikungan terakhir, Ahok mendapatkan masalah.
Ahok kemudian mengadukan masalah itu ke Mahkamah Agung (MA).
Tapi usahanya buntu, Ahok pun gagal menjadi Gubernur Bangka Belitung.
Hal itu kemudian sampai ke telinga Gus Dur yang justru membelanya.
"Gus Dur bahkan ikut berkampanye dan mendukung Ahok dalam proses akhir penyelesaian di pengadilan," tulis Imam Anshori.
Bahkan, Gus Dur juga mendoakan Ahok menjadi gubernur.
Bukan hanya sampai situ saja, Gus Dur bahkan mendoakan Ahok untuk menempati jabatan lainnya, yaitu menjadi seorang presiden.
Kisah itu kemudian disampaikan ulang oleh Ahok pada saat Haul ke-4 Gus Dur di Pesantren Ciganjur, Jakarta Selatan, Selasa 28 Desember 2013 lalu.
"Siapa bilang orang turunan Tionghoa belum bisa jadi gubernur? Jadi presiden, kamu aja bisa!" kata Ahok menirukan ucapan Gus Dur.
Lalu apakah ramalah Gus Dur soal Ahok akan jadi persiden bakal terbukti di masa depan?
Diberitakan via Tribun Jatim, hal sebaliknya justru pernah disampaikan oleh Kwik Kian Gie.
Dalam buku "MENELUSURI ZAMAN: Memoar dan Catatan Kritis" (2017), Kwik Kian Gie pernah bercerita pertemuannya dengan Joko Widodo dan Megawati.
Dalam buku tersebut, Kwik Kian Gie menulis pertemuan Megawati, dia, dan Jokowi terjadi saat kepergian Taufiq Kiemas di Singapura.
"Saya ada di Surabaya. Maka saya menyatakan belasungkawa kepada Mbak Mega sambil mengatakan bahwa saya di Surabaya, sehingga tidak mungkin hadir pada upacara pemakamannya," tulis Kwik Kian Gie.
Kwik baru tiba di Jakarta siang hari dan segera ke Jalan Teuku Umar (kediaman Megawati).
Saat tiba di lokasi pukul 14.30 WIB, pelataran parkir disulap menjadi ruang tamu kosong.
Kwik Kian Gie bertemu Megawati dan Joko Widodo yang saat itu baru tiba di Kalibata.
"Mbak Mega tidak bisa diganggu dua hari. Maka saya ngobrol dengan Pak Jokowi," tulis Kwik Kian Gie.
Saat itu, Kwik mengatakan kepada Jokowi bahwa Ahok yang menjabat Wakil Gubernur tidak akan bertahan sebagai pemimpin dalam jabatan publik apapun.
Hal itu karena perilaku dan tutur kata Ahok yang kasar.
"Itu karakter, saya sudah memberitahukan berkali-kali. Paling-paling dia sembuhnya hanya tiga hari saja," jawab Jokowi.
Saat itu, Megawati yang tengah makan memanggil Kwik Kian Gie dan mengajak ngobrol.
Mereka berbicara tentang siapa yang paling cocok dicalonkan PDI Perjuangan sebagai presiden dan calon gubernur DKI.
"Ternyata apa yang dipikirkan ketika itu berlainan dengan kenyataan," tulis Kwik.
Kwik selanjutnya mengungkapkan betapa dinasmisnya kehidupan politik di negeri ini.
Dalam buku yang diterbitkan tahun 2017 itu juga diceritakan bahwa saat itu Jokowi sadar bahwa tutur kata dan perilaku Ahok akan membuatnya tidak bisa bertahan sebagai gubenur.
"Ternyata sekarang semuanya benar," tulis Kwik Kian Gie.
Sejumlah kritik juga dituliskan Kwik Kian Gie terhadap para pendukung Ahok.
"Yang tidak disadari oleh pendukung Ahok ialah bahwa mereka itu terkesan menjadi politisi dadakan," tulis Kwik.
Menurutnya, Ahok dan para pendukungnya tak sadar bahwa manusia mempunyai perasaan, mempunyai emosi, dan juga mempunyai emotional intelligence di samping intelligent quotient.
"Sehingga hatinya tersaikiti ketika dimaki dengan tutur kata yang sangat kasar," tulis Kwik Kian Gie. (*)
Source | : | Tribun Jatim |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar