GridPop.ID - Kiprah mantan bakal calon wakil presiden pada Pilpres 2019, Sandiaga Uno, tentu tak lepas dari peran orangtuanya.
Setelah rangkaian panjang Pilpres 2019, Sandiaga Uno memutuskan untuk kembali bergabung dengan Partai Gerindra.
Karir Sandiaga Uno di dunia politik ini pun tak lepas dari dukungan dan restu dari kedua orangtuanya.
Selama ini, publik lebih banyak mengetahui tentang seluk beluk Sandiaga Uno dalam dunia politiknya namun jarang ada kabar mengenai latar belakangnya.
Diberitakan Kompas.com, Sandi pernah bercerita tentang kehidupan keluarga mereka selama ini.
Ayah Sandi mengalami manik depresif yang membuatnya tidak bisa banyak bekerja.
Baca Juga: Tak Kuat Menahan Rindu, Shakira Aurum Menangis Cari Sosok Jerry Aurum: Aku Kangen Papa, Ibu
Sandi mengatakan, kondisi itu membuat ayahnya tidak bisa terlalu fight untuk karir yang lebih baik.
Dalam kondisi seperti itu, ibu Sandiaga Uno yakni Mein Uno mengambil peranan penting dalam keluarga.
Mien seolah menjadi tulang punggung yang membantu ayahnya dalam kondisi manik depresif.
Kisah itu pernah diceritakan Sandi ketika menghadiri seminar tentang dunia pendidikan dan kesehatan bagi orang dengan bipolar.
"Karena dia merasa dia tidak bisa fight untuk karier yang lebih baik, dia memberikan kesempatan kepada Ibu saya waktu itu di awal-awal. Alhamdulillah keluarga mendukung dan dia bisa di-treat dengan baik, menyelesaikan kariernya 30 tahun, dengann kondisi manik depresif," ujar Sandiaga.
Peran orangtua memang sangat berarti bagi Sandiaga Uno.
Merujuk artikel Tribun Cirebon, jejak hidup orangtua Sandi diperhitungkan sebagai orang hebat dan berpengaruh.
Razif Halik Uno dan Mien R Uno merupakan pemilik yayasan ternama, Mien R Uno Foundation.
Dilihat dari laman resminya, Razif Halik Uno alias Henk Uno dan sang istri menempati posisi sebagai dewan pembina.
Melalui yayasannya, Henk Uno telah mencetak banyak pengusaha muda.
Ia mendirikan yayasan tersebut bersama sang istri karena ketimpangan pembangunan di berbagai daerah Indonesia.
Kemudian, Henk Uno pun fokus untuk membangun kualitas generasi muda.
Mereka memberikan arahan dan bantuan melalui jalur pendidikan dan kewirausahaan pada anak muda.
Selain itu, ayah Sandi juga diakui sebagai sosok inspiratif.
Baca Juga: Geger Kabar Mantan Dirut Garuda Selingkuh, Pramugari Senior Bongkar Gundik AA: Banyak Saksi Hidup!
Hal ini berkat buku biografinya yang berjudul "Uno: Demi Generasi yang Lebih Baik".
Melansir dari Tribunnews.com, pada buku itu, Henk Uno menceritakan kehidupannya yang mempunyai keterbatasan psikologis.
Kisah hidupnya itu kemudian kerap dijadikan contoh kisah sukses.
Satu diantaranya oleh Ketua Perhimpunan Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia DKI Jakarta dr Nova pada sebuah seminar kesehatan di Hotel Puri Denpasar, Jakarta, Selasa (20/3/2018).
"Pak Henk menjadi contoh orang yang berhasil berkat kontrol diri dan dukungan hebat keluarga," kata Dokter Nova saat itu.
Keluarga Henk Uno bahkan sempat mendapatkan penghargaan dari RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan, pada 2016.
Penghargaan ini berkaitan peran besar keluarga Henk Uno dalma upaya promotif dan preventif kesehatan jiwa.
Saat menerima penghargaan itu, Henk Uno diwakili oleh Sandiaga Uno.
Tak hanya memiliki jejak hidup yang gemilang, Henk Uno juga terkenal di daerah asalnya.
Jejak keluarga pria kelahiran Gorontalo, 1 Maret 1939 ini ternyata bukan orang sembarangan.
Ayahnya bernama Abdul Uno, yang merupakan politikus pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia. Hal ini sempat diceritakan Henk Uno.
Abdul Uno ternyata pendiri sebuah partai politik di Gorontalo, yakni Gerakan Kebangsaan Indonesia atau Gerkindo.
Partai itu didirikan saat Tanah Air baru saja merdeka.
Namun, usianya yang sudah tua membuatnya tak aktif hingga pensiun.
Partai Gerkindo kemudian melebur ke Partai Nasionalis Indonesia (PNI), yang merupakan cikal bakal dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP.
"Jadi Beliau (Abdul Uno) itu bikin partai politik yang akhirnya jadi PNI dan sekarang jadi PDI Perjuangan," Ujar Henk Uno.
Melansir dari Tribun Timur, Abdul Uni sempat bekerja sebagai karyawan kehutanan pada masa kolonial Belanda.
Ternyata keluarga Uno ini memiliki garis keturunan deretan raja yang pernah memimpin Kerajaan Gorontalo.
Leluhurnya bahkan dikenal sebagai keluarga yang memiliki julukan Ta lo Kabulu, yang berarti orang yang selalu dikabulkan doanya.
Terkait mujarabnya doa Ta lo Kabulu, satu di antaranya cerita tentang proses pencarian emas di Sumalata yang berjalan mudah.
Pencairan emas itu disebut dilakukan oleh sebuah perusahaan besar. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Cirebon |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar