GridPop.ID - Baru-baru ini, sebuah kejadian tragis menimpa seorang wanita di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.
Pasalnya, seorang wanita berusia 30 tahun bernama Sulis harus meregang nyawa lantaran diterkam seekor harimau yang meneror pemukiman.
Namun, rupanya Sulis bukanlah korban pertama hewan buah itu, sehingga Bupati Muara Enim, Juahsah mengambil tindakan tegas demi melindungi keselamatan warganya.
Teror harimau kembali menelan seorang warga bernama Sulis asal Panang Enim Kabupaten Muara Enim.
Sulis berusia 30 tahun tewas diterkam sang raja hutan saat tengah mandi di tempat pemandian umum.
Usut punya usut sebelum menerkam Sulis, ternyata sang harimau sempat berpapasan dengan warga lainnya.
Dia adalah Katemin (54) Warga Dusun V Sidodadi Desa Padang Bindu Kecamatan Panang Enim yang tak lain adalah Wak Korban yakni Sulis Setiawati yang tewas diterkam harimau
Saat ditemui Tribunsumsel.com dikediaman korban, Katemin mengungkapkan sebelum korban tewas, dia sempat lebih dulu bertemu dan berhadapan langsung dengan harimau tersebut.
"Sekitar pukul 17.00 WIB, saya sedang menyetek kopi dikebun saya yang berdampingan dengan kebun Sulis dan tiba-tiba saya mendengar suara ranting diinjak."
"Saat saya menoleh ternyata ada harimau dengan posisi dagu dan dadanya menyentuh tanah sementara kakinya masih berdiri," katanya.
Dijelaskannya bahwa jaraknya ia dan harimau saat itu hanya sekitar 60 centimeter.
"Saya melangkah kedepan dua langkah, harimaunya juga melangkahkan kakinya dua langkah, Matanya melotot dan kumisnya langsung berdiri, panjangnya sekitar 2 meter, saat dia (Harimau) melotot mata sayapun tetap kuatkan diri menatapnya," ujar Ketemin.
Ketemin lalu berbicara pada harimau tersebu "Aku dak nganggu kau, kau jangan ganggu aku, aku disini nyari makan, kau silahkan nyari makan ditempat lain."
Kemudian Ketemin perlahan-laham mundur, namun posisi tubuhnya tetap berhadapan dengan sang harimau.
"Saya berdoa ya Allah beri aku keselamatan, saya terus mundur lalu saya lihat dia hanya diam dan kemudian langsung menjauh, dari kejauhan saya lihat dia pergi dan mengarah ke pemandian," katanya.
Ketemin mengatakan dirinya sama sekali tak menyangka kalau keponakannya yakni Sulis saat itu sedang mandi.
"Setelah saya melihat harimau, langsung pulang dan memberitahu orang rumah agar anak-anak jangan berkeliaran diluar karena ada harimau dan sayapun melaporkannya ke Kadus," katanya.
Iapun terkejut saat mengetahui keponakannya diterkam harimau.
"Saya sama sekali tidak tahu, dan tidak bisa ngomong apa-apa lagi saat tahu kalau ternyata setelah bertemu dengan saya, harimau itu menerkam sulis," pungkasnya.
Kedua orang tuanya tak menyangka kalau putri pertamanya, Sulis Setiawati menjadi korban Harimau liar saat sedang mandi.
Tampak suasana duka memenuhi kediaman Purwanto yang tak lain adalah orang tua korban, tetanggapun tak henti-hentinya berdatangan.
Baik yang ingin menyampaikan bela sungkawa maupun yang ingin tahu cerita terkait kejadian yang menimpah ibu dari satu anak tersebut.
Ibunya, Ratemi mengaku bahwa sebelum tewas, korban masih sempat bertemu dan pamit dengannya karena ingin mandi sembari mengecek kebun durian miliknya yang sedang berbuah.
"Dia sempat pamit dengan saya, dan bilang katanya mau mandi di kebun, namun sempat saya suruh bayar arisan dulu, dan kemudian dia sempat minta makan dirumah neneknya," katanya.
Ia juga mengungkapkan bahwa setelah korban pergi mandi, hingga sore korban tak kunjung pulang.
"Dan tiba-tiba saya dengar wak korban, kakak saya pulang kerumah dan bilang bahwa ia bertemu dan berhadapan dengan harimau, ukurannya sekitar 2 meter."
"Ia sempat bertatapan langsung dan saling berhadapan, perlahan-lahan mundur dan langsung berlari, mendengar hal tersebut saya tidak banyak bicara, saya langsung teringat Sulis yang sedang mandi, karena lokasi harimau yang dilihat wak Sulis tidak berjauhan dengan tempat ia mandi."
Sesampainya dilokasi pemandian, Ratemi langsung mencari sulis, tapi dia sudah tidak ada, sementara alat mandinya masih ada.
"Saya panik dan berusaha menncari dia, handuknya saya temukan sudah bergeser dari tempat pemandiannya, tapi tetap tidak bertemu. Saya langsung pulang dan memberitahu keluarga untuk membantu mencari sulis," ungkapnya.
Dikatakan Ratemi, Sulis adalah anak pertamanya dan telah memiliki satu orang putra bernama Reka Wijaya (9).
"Sulis sudah pisah dengan suaminya, sehari-hari ia bergantung hidup dengan berkebun, dan setelah sulis tidak ada ini, kamilah yang akan mengasuh anaknya, kasian Reka, masih kecil sudah di tinggal ibunya untuk selama-lamanya," katanya.
Dikatakannya saat ini, ia dan keluarga telah mengkhilaskan kepergian putrinya tersebut.
"Saya tidak ada firasat apa-apa, kalau Sulis akan pergi, diapun tidak melihatkan tanda-tanda aneh, kami ikhlas, mungkin ini sudah suratan anak kami," katanya.
Ditambahkan Purwanto, Ayah korban saat mendengar cerita istrinya bahwa Sulis hilang iapun berusaha berpikir jernih.
"Pikiran pasti sudah berurusan dengan nyawa dan ada hal yang buruk sudah menimpa anak saya, awalnya langsung ketempat pemandian untuk mencari Sulis, tapi berusaha menenangkan diri." ungkapnya.
Ratemi lalu berpikir karena hari sudah gelap dan tak membawa senter, akhirnya ia pulang dan minta bantuan warga untuk mencari sulis.
Iapun tak bisa berbicara banyak saat melihat Sulis ditemukan dalam kondisi yang tragis.
"Saya hanya bisa memandangi dia saja, saya lihat kaki kiri dan kanan anak saya sudah putus, kemaluan habis dan leherpun hampir putus," katanya.
Ia juga meminta pemerintah untuk dapat mencarikan solusi terkait peristiwa tersebut.
"Kami tidak berani ke kebun, padahal hidup kami hanya bergantung hidup dengan bertani. Kami berharap pemerintah dapat bertindak untuk memberikan rasa aman, jangan sampai ada korban lagi, cukup Sulis anak kami saja, " katanya.
Semakin tingginya intensitas aksi Teror Harimau yang telah memakan beberapa korban jiwa, Plt Bupati Muara Enim, Juarsah SH, meminta BKSD dan Polhut untuk menangkap harimau tersebut dalam keadaan hidup atau mati.
"Dengan adanya korban jiwa akibat diterkam harimau jelas ini sudah meresahkan masyarakat bahkan sudan memakan korban jiwa diluar habitatnya harimau," tegas Juarsah, Sabtu (28/12/2019).
Menurut Juarsah, pihaknya baik pribadi maupun atas nama pemerintah Kabupaten Muaraenim mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya.
Dan kepada masyarakat, pihaknya menghimbau kepada masyarakat untuk mengurangi kegiatan keluar malam, termasuk ke kebun dan mandi di pemandian umum.
Dikatakan Juarsah, pihaknya tahu jika harimau tersebut dilindungi oleh Undang-undang, tetapi lebih baik melindungi manusia daripada hewan buas, sebab itu sama saja melindungi penjahat.
Menurutnya, kejadian diterkam harimau ini sudah terjadi berkali-kali sehingga membuat masyarakat resah dan tidak bisa mencari nafkah.
Juarsah meminta supaya ada tindakan nyata dari pihak terkait BKSDA dan Polhut untuk mengambil tindakan tegas hidup atau mati karena harimau ini sudah merambah ke pemukiman.
Penanganan harimau mungkin bisa dilakukan seperti tembakan bius, untuk dikarantina atau dikembalikan ke habitatnya.
Masyarakat diminta waspada, jalan ke kebun jangan sendiri-sendiri, sehingga kalau ada harimau bisa saling bantu sebab masyarakat mau makan tidak bisa menunggu.
"Senin ini akan dirapatkan untuk mencari langkah-langkah terkait Teror Harimau apa supaya masyarakat aman, saya sudah bersurat ke BKSDA setengah bulan yang lalu tetapi belum ada balasannya," pungkas Juarsah.(*)
Source | : | Tribun Sumsel,tribun palembang |
Penulis | : | Sintia Nur Hanifah |
Editor | : | Popi |
Komentar