Teddy lantas memaparkan keyakinannya soal penyebab kuku jenazah Lina membiru.
"Terus kuku ada warna biru-biru cuman kalau kedokteran dibilangnya sianosis, kekurangan oksigen ke pembuluh darah atau ke kulit jadi berakibat istilahnya hipoksia itu bisa berakibat dari pengaruh obat yang berlebihan, kurang darah terus bisa juga hipertensi," kata Teddy.
Lebam dan biru-biru di tubuh Lina memang menjadi dasar laporan Rizky atas kejanggalan kematian ibunya.
"Laporannya terkait kejanggalan dalam kematiannya. Seperti ada lebam di leher dan tubuhnya. Jadi belum ada pihak yang dilaporkan," ujar Kombes Pol Saptono Erlangga.
Karena laporan Rizky itu juga, Teddy sudah berkali-kali dipanggil Polrestabes Bandung.
Teddy lantas dicecar pertanyaan dan diminta untuk menunjukkan bukti-bukti dalam proses penyelidikan kematian Lina.
"Dari pihak kepolisian minta rekam medis, terus histori sakit bunda Lina itu gimana, terus obat-obat yang dikonsumsi. Terus sama obat yang ngebantu, seperti tabung oksigen, stabilizer, diminta polisi buat bantu proses penyelidikan," papar Teddy.
Teddy pun mengaku heran kenapa ada orang yang sekeji itu melemparkan fitnah terkait pembunuhan berencana kepada Lina.
Lantas, ia menyindir dengan menyebutkan bahwa fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan.
"Pasti ada ya perasaan kok ada ya orang kayak gini, fitnah saya. Karena belum ada faktanya langsung fitnah."
"Fitnah itu kan lebih kejam dari pembunuhan," tegas Teddy. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Bogor,GridHot.ID |
Penulis | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar