GridPop.ID - Selalu ada yang viral di media sosial.
Sama halnya dengan video seorang pria bertubuh gembul yang tengah lahap menyantap kerupuk.
Videonya menyantap kerupuk menjadi viral di media sosial lantaran ia bisa makan dengan lahapnya padahal baru menghabisi nyawa seorang wanita di Banyuwangi.
Seperti yang diberitakan KompasTV sebelumnya, penemuan sesosok mayat perempuan yang sudah hangus diatas tumpukan jerami menggegerkan warga Kecamatan Kabat, Banyuwangi, Jawa Timur.
Korban adalah Rosida, warga Desa Paring, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Jawa Timur.
Mayat korban sendiri pertama kali diketemukan oleh salah satu warga setempat yang hendak berkebun di Kecamatan Kabat, Banyuwangi, Jawa Timur pada Sabtu (25/01/2020) kemarin.
Rosida diduga telah lebih dulu meninggal dunia sebelum akhirnya dibakar karena terdapat luka lebam bekas cekikan di leher.
Bak seorang psikopat, tak ada rasa penyesalan ataupun rasa gelisah yang tergambar di wajahnya.
Melansir dari TribunMataram.com, video ini dibagikan oleh akun Facebook bernama Krishna Adi pada Senin (27/1/2020) lalu.
Unggahan video berdurasi 30 detik itu, akun Krishna Adi menuliskan caption sebagai berikut.
Baca Juga: Awas! Mulai 1 Februari 2020 WhatsApp Tak Bisa Lagi Digunakan untuk Deretan Handphone Jenis Ini
PUT NAN...!! (emoji)
Apa yang anda fikirkan setelah Mendelok Video iki Man Teman...???
Jian kudu Ngebong Segoro Rasane....(emoji)
(Pelaku Pembunuh Rosidah dan Membakarnya)
Dalam video tersebut, pria yang sudah memakai baju tahanan itu tampak menikmati santapan nasi telur dan kerupuk yang diberikan petugas.
Menyaksikan lahapnya pelaku menikmati makanannya, petugas pun menanyainya.
"Hei cak, kamu kok uenak mangane. Enak mangane, yo? (Hei mas, kamu kok enak sih makannya. Enak ya makannya?)," tanya seorang polisi yang berada di balik kamera.
Sang pelaku yang terlihat asik menyantap sepiring nasi di tangan itu hanya memberi isyarat kalau mulutnya penuh dan tidak bisa menjawab.
"Iyo maksude ora nduwe pikiran opo-opo mare mateni, ngobong uwong kok, (Iya maksudnya kayak gak punya pikiran apa-apa gitu padahal habis bunuh dan bakar orang)," lanjut polisi.
Mendengar pernyataan polisi itu, sang pelaku hanya tersenyum dan mengangguk. Masih menyantap makanannya, sang pelaku kembali diberi pertanyaan.
"Enak turu? Akui golek awakmu 3 dino gak turu iki. Awakmu penak turu? Iyo? (Enak tidur? Saya itu nyari kamu sampai 3 hari gak tidur. Dirimu malah enak-enakan tidur ya? Iya?)," tanya polisi tersebut.
Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Arman Asmara Syarifuddin menyebut, motif pelaku adalah karena sakit hati.
Korban yang juga rekan kerja pelaku dikatakan sering memanggil pelaku dengan sebutan 'Boboho' karena mempunyai perawakan yang gemuk.
Diduga panggilan tersebut membuat pelaku merasa sakit hati hingga akhirnya nekat menghabisi nyawa korban.
"Kami duga rasa sakit hati, dimana pelaku oleh korban pelaku sering disebut 'Boboho' atau yang mempunyai tubuh yang gendut."
"Jadi ini sudah direncanakan seminggu sama pelaku sebelum melakukan pembunuhan tersebut," ujar Arman, seperti yang dikutip dari siaran langsung tvOne via Tribun Jakarta.
Atas perbuatan tersangka, pria 28 tahun itu akan dijerat dengan pasal 365 KUHP juncto pasal 338 KUHP juncto pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup, atau 20 tahun kurungan penjara.
Aksi serupa pernah ditunjukkan pula oleh wanita bernama Aulia Kesuma yang sempat viral di akhir 2019 lalu.
Dilansir dari Kompas.com, Aulia Kesuma menjadi dalang di balik pembunuhan suaminya, Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anak tirinya, M Adi Pradana alias Dana (23).
Dana merupakan teman dari putra pertama Maia Estianty, Al Ghazali.
tak seperti pembunuh yang menyesal atas tindakannya, Aulia Kesuma justru merasa lega usai membunuh nyawa suami dan anak tirinya.
Aulia mengaku dirinya merasa lega karena rumahnya yang berada di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan bisa digunakan untuk melunasi hutangnya di bank.
Pengakuan itu ia sampaikan di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (3/9/2019) lalu.
"Maksudnya lega itu, iya saya sempat mengucapkan alhamdulillah dalam hati. Akhirnya, saya lepas dari utang yang benar-benar menghimpit saya, yakni Rp 200 juta per bulan," kata Aulia.
Rencananya, rumah itu yang ditaksir bernilai Rp. 14 miliar itu akan dijual untuk melunasi utang pelaku sebesar Rp10 miliar. (*)
Source | : | Kompas.com,Facebook,TribunMataram.com |
Penulis | : | Maria Andriana Oky |
Editor | : | Maria Andriana Oky |
Komentar