GridPop.ID - Menyebarnya wabah virus corona atau Covid-19 di Indonesia kini menjadi perhatian utama.
Tak hanya hanya oleh dinas-dinas terkait, orang nomer satu Indonesia Presiden Jokowi pun turut langsung meninjau penangan virus corona di tanah air.
Pasalnya, virus corona yang kini mewabah di berbagai belahan dunia itu dengan cepat menyebar dari orang ke orang.
Sekitar seminggu yang lalu, Presiden Jokowi mengumumkan bahwa dua orang warga Indonesia dinyatakan positif terjangkit virus corona.
Dan kini, pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia sudah meningkat jumlahnya.
Dilansir dari laman Kompas.com pada Rabu (11/3/2020) pasien yang dinyatakan positif terjangkit virus corona telah bertambah sebanyak 7 kasus.
Sehingga, total kasus virus corona yang terkonfirmasi hingga saat ini berjumlah 34 orang dan tersebar di beberapa daerah di Indonesia.
Jumlah tersebut hanya sebagian dari 135 kasus yang hingga kini masih dalam pemantauan khusus seperti dikutip dari covid19ID via Kompas.com
Berdasarkan informasi yang dihimpun GridPop.ID dari laman Kompas.com, dua orang pasien yang dinyatakan positif kasus Covid-19 telah dinyatakan meninggal dunia.
Keduanya dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (11/3/2020) pukul 02.00 dini hari dan 13.00 WIB.
Namun, virus corona disebut bukan menjadi faktor utama penyebab kematian pasien tersebut.
Pasalnya, sebelum meninggal pasien diketahui sudah memiliki sejumlah penyakit bawaan yang diderita sejak lama, seperti diabetes, hipertensi, dan paru obstruksi.
Menanggapi penyebaran wabah virus corona Covid-19 di Indonesia, Presiden Jokowi mau tak mau akhirnya turun tangan.
Orang nomor satu di Indonesia itu dikabarkan meninjau beberapa fasilitas publik seperti masjid dan bandara yang mana menjadi tempat berkumpulnya banyak orang.
Dilansir dari Tribunnews.com, Jokowi tampak mengunjungi Masjid Istiqlal yang berada di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (13/3/2020) pagi.
Kunjungan Jokowi itu terpantau dikawal ketat sejumlah pasukan pengamanan presiden (Paspampres).
Tak hanya Paspampres, beberapa jajaran TNI dan Polri pun tampak mengikuti dan mengamankan Presiden Jokowi.
Tujuan kedatangan Jokowi tersebut rupanya untuk meninjau proses penyeprotan disinfektan dalam rangka antisipasi dan pencegahan wabah virus corona di Masjid Istiqlal.
Sedang santai, Jokowi tampak berjalan masuk kedalam Masjid tanpa memakai masker dan alas kaki.
Tak sendirian, hadir pula beberapa menteri kabinet Indonesia Maju yang turut mendampingi Jokowi.
Salah satunya adalah Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basoeki Hadimoeljono.
Setelah menyambangi Masjid Istiqlal, Jokowi dan rombongannya pun bertolak ke Bandara Internasional Soekarno Hatta.
Senior Manager of Branch Communication and Legal PT Angkasa Pura II Bandara Internasional Soekarno Hatta, Febri Toga Simatupang mengatakan kalau kedatangan Jokowi untuk meninjau pencegahan Virus Corona di Bandara Soekarno-Hatta.
"Pertama menuju Digital Louge, mendengar sedikit penanganan dan pencegahan terhadap Virus Covid 19 di Bandara Soekarno-Hatta," kata Febri seperti dikutip dari Tribunnews.com, Jumat (13/3/2020).
Sesampainya di Bandara Soekarno Hatta, Jokowi dan Rombongan langsung menuju ke boarding lounge terminal 3 dan turun menuju ke area kedatangan Internasional.
Dalam kegiatannya tersebut Presiden meninjau sejumlah alat dan tempat sterilisasi.
Mulai dari alat pemindai suhu tubuh (Thermal Scan) yang dipasang di sepanjang koridor bandara, maupun thermal gun yang dibawa oleh sejumlah petugas bandara.
"Berapa angkanya (suhu tubuh)," kata Presiden usai melintasi thermal scan.
Sama seperti saat menyambangi Masjid Istiqlal Jakarta, Presiden Joko Widodo juga tampak tak mengenakan masker sama sekali.
Presiden mengatakan bahwa pemerintah tanpa henti mengupayakan kesiapan dan ketangguhan negara kita dalam hadapi pandemi Corona.
Baca Juga: Mengerikan! Tak Ada Yang Sadar, Bocah Ini Nyaris Tewas Saat Main Tik Tok Bareng 3 Teman Perempuannya
Langkah-langkah serius telah diambil pemerintah dalam mengantisipasi penyebaran virus.
"Pada saat yang bersamaan kita tidak ingin menciptakan rasa panik, tidak ingin menciptakan keresahan di tengah masyarakat.
Oleh sebab itu dalam penanganan memang kita tidak bersuara. Kita semuanya harus tetap tenang dan berupaya keras menghadapi kasus ini," ungkapnya dikutip dari Tribunnews.com.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Sintia Nur Hanifah |
Editor | : | Sintia Nur Hanifah |
Komentar