Penemuan mumi ini juga membuktikan bahwa pengawetan mayat di China lebih berhasil dibandingkan di Mesir.
Meski wajahnya tampak bengkak dan cacat, kulitnya masih lunak untuk disentuh, tidak ada tanda-tanda rigor mortis (kaku mayat) yang tampak.
Lengan dan kakinya juga masih bisa bengkok. Bahkan, organ internalnya masih utuh dan masih ada darah di pembuluh darahnya.
Mumi lainnya cenderung hancur pada gerakan sekecil apa pun. Tidak dengan mumi ini.
Kematiannya sudah lebih dari 2000 tahun yang lalu tetapi dokter masih dapat mengautopsi jenazahnya.
Ia meninggal karena serangan jantung akibat pola makannya.
Menikah dengan aristokrat terkemuka pada zaman Dinasti Han, sosok ini dapat hidup makmur dan memanjakan diri dalam setiap kenikmatan kuliner, seperti sup kalajengking.
Source | : | intisari |
Penulis | : | Luvy Yulia Octaviani |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar