3. Polusi udara telah merosot di sejumlah kota akibat karantina
Analis dari Washington Post mencatat ada penurunan drastis gas rumah kaca utamanya di Eropa karena orang-orang melakukan karantina dan mengakibatkan mobil (kendaraan pribadi) tetap terparkir di rumah.
Sementara itu, pakar ekonomi perubahan iklim di Universitas Teknologi Georgia yang telah memperlajari kebijakan iklim Italia, Emanuele Massetti mengungkapkan, dalam beberapa hari ke depan orang-orang di Italia utara akan menikmati udara terbersih yang pernah ada.
Kondisi ini juga terjadi di China setelah terjadinya kebijakan lockdown besar-besaran saat melonjakny akasus virus corona.
Sebuah analisis yang dilakukan oleh situs iklim Carbon Brief menyebutkan bahwa terdapat penurunan penggunaan energi dan emisi di China sebanyak 25 persen.
4. Peneliti Johns Hopkins klaim antibodi dari pasien yang sembuh dapat membantu melindungi orang yang rentan
Sebuah tim dari Johns Hopkins University, AS bersama banyak peneliti lain sedang mempelajari apakah antibodi dari pasien yang pulih/sembuh dari virus corona dapat membantu melindungi orang-orang yang berisiko/rentan terinfeksi virus corona.
Dalam sebuah makalah baru, para ahli penyakit menular menjelaskan bagaimana antibodi virus, yang terkandung dalam serum darah pasien yang sudah pulih dari coronavirus baru, kemudian dapat disuntikkan ke orang lain, menawarkan mereka perlindungan jangka pendek.
Formula medis yang telah lama ini, disebut terapi antibodi pasif, telah ada sejak akhir abad ke-19, dan secara luas digunakan selama abad ke-20 untuk membantu membendung wabah campak, polio, dan influenza.
Baca Juga: Ubah Wisma Atlet Jadi RS Darurat untuk Lawan Covid-19, Menteri PUPR: Seratus Persen Sudah Selesai
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Sintia Nur Hanifah |
Komentar