Sebagian sel memang rusak akibat serangan virus, namun sebagian besar lainnnya rusak justru akibat sistem kekebalan tubuh yang mencoba menyingkirkan sel-sel lain yang terinfeksi.
Jadi, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi pada seseorang yang menderita Covid-19.
Pertama, respons imun tetap stabil dan bisa mengendalikan kembali sel-selnya yang sudah terserang virus, dan membersihkannya menggunaan sel T dan antiodi.
Jika ini yang terjadi, maka pasien akan sembuh.
Sementara yang kedua, sistem kekebalan tubuh kuwalahan dan menunjukkan reaksi berlebihan untuk menghilangkan virus sehingga menghasilkan lebih banyak protein inflamasi yang disebut sitokin.
Inilah yang menyebabkan kasus infeksi virus corona berakhir kritis, pasien menderita gangguan pernapasan akut, atau bahkan kematian.
Ketika ini terjadi, paru-paru terisi oleh banyak cairan sehingga tidak bisa memproduksi oksigen dan proses pemompaan darah di jantung menjadi terhenti.
Penanganan Mehra mengusulkan agar obat antivirus diberikan lebih awal pada orang yang sudah terindikasi sakit, sehingga mereka terbantu dalam melawan virus secara lebih efektif.
Selain itu, pemberian antivirus yang lebih cepat juga bisa mencegah virus berkembang lebih lanjut.
Namun, bagi mereka yang sudah terlanjut memiliki masalah dengan kelebihan produksi sitokin, penanganan paling tepat yang bisa diupayakan adalah dengan mengombinasikan obat penekan kekebalan dan antivirus.
Jadi pengobatan yang paling penting untuk diberikan adalah dengan mempertimbangkan fase penyakit yang tengah dialami oleh seorang pasien.
Saat ini, pertahanan terbaik terhadap virus SARS-CoV-2 ini adalah sistem kekebalan tubuh kita sendiri.
Untuk menjaga kekuatannya, kita bisa mengupayakan dengan menerapkan tidur yang teratur, juga olahraga dan asupan nutrisi yang baik.
Dan satu hal terakhir yang menjadi paling penting sekarang adalah berlatih memaksa diri untuk menjaga jarak sosial atau jarak fisik sehingga bisa terhindar dari virus yang sudah tersebar luas ini. (*)
Artikel ini telah tayang Kompas.com dengan judul 'Begini Cara Sistem Kekebalan Tubuh Bereaksi Saat Diserang Virus Corona'
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Maria Andriana Oky |
Komentar