"Kami tidak pernah menutup negara karena flu," ujar Trump yang merujuk pada angka kematian rata-rata per tahun karena flu sebanyak 36.000 orang.
Namun, kini semua itu berbeda.
Perkataan yang Trump ucapkan sekarang adalah kebalikan dari yang sebelumnya dia lontarkan di hadapan publik terkait wabah virus corona.
Pada Selasa (31/3/2020), Trump mengatakan, tanpa jarak sosial, proyeksi kematian akibat Covid-19 di AS bisa mencapai 2,2 juta orang.
"Jika kita tidak melakukan apa-apa, jika terus melanjutkan kehidupan ini, Anda akan melihat orang-orang mati di dalam pesawat terbang, di lobi hotel, Anda akan lihat banyak orang mati di mana-mana," ujarnya.
Wabah virus corona sejauh ini telah menewaskan 865 orang di AS dalam waktu 24 jam sampai Selasa (31/3/2020) malam, berdasarkan laporan resmi Universitas Johns Hopkins.
Angka kematian dalam waktu 24 jam itu menjadikan total kematian di AS sebanyak 3.008 jiwa.
Sebanyak 188.172 kasus infeksi juga dikonfirmasi positif di AS. Ini merupakan angka infeksi tertinggi di dunia, melebihi China, Italia, dan Spanyol.
(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Luvy Yulia Octaviani |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar