"Dia bilang dia tuh mau bikin buku. Dia minta gue untuk tulisin kata pengantar. Nah, kata pengantar ini kan gak bisa kayak orang WhatsApp ya, jadi gitu ya. Harus dipikirkan," lanjutnya lagi.
Soalnya setelah itu Deddy menagih buku tersebut pada Ricis.
"Nah, pertanyaan saya yang pertama, apakah kata pengantar saya ada dibuku Anda?" tanya Deddy.
"Ada! Ada di 3,5000 cetakan buku saya," jawab Ricis riang.
"Ada? Jadi nama gue ada di situ? Tulisan gue ada di situ?" cecar Deddy lagi.
"Ada dong! Hebat, kan?" sahut Ricis sambil tertawa.
"Wiihh, bukunya mana ya?" todong Deddy langsung.
Pertanyaan itu lantas membuat Ricis tertawa terbahak-bahak.
Soalnya ia kepalang lupa untuk mengantarkan buku tersebut pada Deddy.
Yang lebih mengejutkan, buku tersebut sudah habis dan tidak akan dicetak lagi!
"Om aku lupa! Aku mau anter ke om eh udah keburu abis, udah gak cetak lagi. Tapi di rumahku masih ada, nanti aku kirim kasih om ya," kata Ricis masih tertawa.
"Udah abis tapi? Gak, lu gak punya otak untuk mikir bahwa ini orang yang nulis kata pengantar harusnya gue kasih. Anda gak nyampe mikir itu gak nyampe Anda?" sungut Deddy masih kesal.
Source | : | bangka pos |
Penulis | : | Septiana Risti Hapsari |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar