GridPop.ID - Nagita Slavina selalu menjadi sorotan netizen.
Selain karirnya yang melejit dan tak pernah padam, ibu anak satu ini juga menjadi perhatian karena penampilannya.
Penampilan istri dari Raffi Ahmad ini seakan tak pernah sepi dibicarakan netizen.
Wanita yang akrab disapa Gigi ini selalu tampil modis dan kekinian.
Penampilannya tak pernah mengecewakan.
Bagaimana tidak, ia selalu mengenakan barang-barang branded yang harganya selangit.
Ia tak pernah segan kocek rogoh dalam-dalam untuk masalah penampilan.
Pantas saja jika ia selalu jadi role model para wanita.
Meskipun berpenampilan simple, Nagita nampak sangat menarik.
Baru-baru ini penampilan Gigi mendapat sorotan dari publik.
Seperti penampilan Nagita Slavina saat jenguk anak Baim Wong dan Paula Verhoeven kali ini.
Dilansir Stylo.ID dari akun instagram @raffinagita1717, tampak Nagita Slavina tampil modis kenakan busana serba beraksen lipit atau pleated.
Ia tampak cantik mengenakan blouse lipit bernuansa warna ungu.
Sedangkan untuk bawahannya, ia memilih mengenakan celana berpotongan longgar beraksen lipit bernuansa warna hijau.
Nggak cuma busananya, gaya makeup Nagita Slavina juga mencuri perhatian.
Yup, ia tampak cantik dengan gaya makeup natural super flawless.
Riasan alis yang on fleek lengkap dengan bulu mata lentik membuat gayanya jadi makin cantik.
Dilansir Stylo.ID dari akun instagram @fashion_nagitaslavina, celana Pleats Please Issey Miyake Thicker Bottoms ini dibandrol dengan harga 479 dolar AS atau sekitar 7,7 juta rupiah.
Nggak heran jika harga tersebut bikin netizen heboh.
Mobilkaostulang: Bisabisanya celana aladin 7juta.
Ridhowibi: Itu kalo robek ga usah dijahit, bisa nyatu sendiri kayaknya.
Hafizarrafif: Mungkin celana aladinny bisa dipake terbang kyk di pilem2.
Kimbunnyyyy: Mon maap celana nya kek biasa aja gitu tapi kok harganya ngalahin harga hp gue.
Wahyuindrasarri: Kalo aku kasih tau mbah ku harga katok kolor nya mba gigi 7jt pasti mbh ku g percaya.
(*)
Source | : | Stylo.ID |
Penulis | : | Septiana Risti Hapsari |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar