Presiden Donald Trump dalam konferensi pers sempat mengaku tidak ada korban luka.
Namun Pentagon mengakui ada 109 tentara AS mengalami cedera otak.
Sebelumnya diketahui bahwa Qassem Soleimani, seorang Mayor Jenderal yang menjabat Kepala Pasukan Quds Korps Garda Republik Islam Iran, tewas akibat serangan rudal RX9 Ninja dari drone MQ-9 Rapier militer AS atas perintah Donald Trump.
Qassem Soleimani tewas di komplek Bandara Internasional Baghdad, Kamis (2/1/2020) malam waktu setempat.
Operasi pembunuhan ini dijalankan Pentagon atas perintah Presiden Donald Trump.
Qassem Soleimani saat itu baru tiba dari Beirut, Lebanon.
Turut tewas pada serangan udara terencana itu Abdul Mahid al-Muhandis, Deputi Komandan Popular Mobilization Unit (PMU) Irak.
PMU atau nama Arabnya Hasd al-Shaabi merupakan paramiliter Syiah yang sudah diintegrasikan di tubuh militer Irak.
Selama bertahun-tahun, Qassem Soleimani menjalankan operasi rahasia membantu Irak dan Suriah memusnahkan gerombolan kejam ISIS dan jaringan Al Qaeda di kedua negara tersebut.
Pertanyaan menariknya, bagaimana jalan cerita sehingga Trump akhirnya memutuskan mengeliminasi jenderal kharismatik dan terpopuler di Iran serta Timur Tengah itu?
Laman berita Israel, Haaretz.com mengutip artikel Associated Press (AP), Minggu (5/1/2020) menuliskan kronologi situasinya hingga Trump memencet kode merah pembunuhan Qassem.
Proses intinya terjadi ketika Trump tengah menghabiskan libur Natal dan tahun barunya di Mar A-Lago, Florida.
(*)
Source | : | Kompas.com,intisari |
Penulis | : | Luvy Yulia Octaviani |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar