"SARS-CoV-2 telah memperoleh mutasi yang mampu secara substansial mengubah patogenisitasnya," kata Prof Li dan timnya dalam makalah yang dirilis pracetak di medRxiv.org pada Minggu (19/4/2020), dikutip dari Kompas.com.
Mutasi ini dapat mempengaruhi seberapa besar para virus merusak sel inangnya.
Prof Li menggunakan pendekatan dengan cara menganalisa strain virus yang diisolasi dari 11 pasien Covid-19.
Pasien tersebut dipilih secara acak dari Hangzhou di provinsi timur Zhejiang.
Mereka menguji seberapa efisien virus di dalamnya mampu menginfeksi dan membunuh sel.
SCMP melaporkan, mutasi paling mematikan pada pasien Zhejiang juga telah ditemukan pada sebagian besar pasien di seluruh Eropa.
Sedangkan strain yang lebih ringan adalah varietas dominan yang ditemukan di Amerika Serikat, seperti di negara bagian Washington.
Prof Li mengingatkan mutasi lebih lemah tidak menjamin adanya risiko infeksi lebih rendah.
Source | : | Sosok.id |
Penulis | : | Septiana Risti Hapsari |
Editor | : | Maria Andriana Oky |
Komentar