GridPop.ID - Kondisi kesehatan pimpinan tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un hingga kini masih menjadi misteri.
Pasalnya, beredar rumor terkait kematian Kim Jong Un yang menggegerkan dunia.
Bahkan, rakyat Korea Utara pun ikut panik lantaran muncul tanda-tanda aneh yang seakan menguatkan rumor tersebut.
Kabar mengenai kematian Kim Jong Un tengah ramai di diperbincangkan di dunia internasional saat ini.
Ternyata ramainya perbincangan mengenai meninggalnya pimpinan Korea Utara tersebut juga ramai di negara mereka sendiri.
Tak hanya elite politik yang menunggu kabar mengenai pimpinan mereka tersebut, tetapi rakyat biasa pun juga menunggu kabar terbaru dari Kim Jong Un.
Bahkan desas-desus tersebut membuat banyak orang di Korea Utara menjadi panik seperti apa yang digambarkan oleh salah satu pimpinan biro kantor berita di Beijing, China.
Dikatakan saat ini ibu kota Korea Utara sedang tidak normal dalam hal kehidupan masyarakat di sana.
Gegara isu mengenai kepala negara mereka yang meninggal mendadak di usia muda itupun membuat masyarakat mulai panik.
Kepanikan tersebut hampir menyeluruh di setiap sudut kota di Pyongyang.
Anna Fifield kepala biro The Washington Post di Beijing sempat menggambarkan kepanikan rakyat Korea Utara menunggu kabar terbaru dari kepala negara mereka.
Ia mengatakan di Pyongyang, hembusan kabar meninggalnya Kim Jong Un itu telah terdengar di penjuru wilayah.
Lantaran kabar meninggalnya Kim tersebut membuat masyarakat panik hingga menimbun bahan makanan dan kebutuhan sehari-hari.
"Terjadi panic buying di ibu kota, dengan penduduk setempat menimbun segalanya mulai dari deterjen dan beras, hingga elektronik dan minuman keras."
Stok barang impor yang ada di kota itupun jadi sasaran utama masyarakat untuk dibeli.
Namun dalam beberapa hari ini, barang produksi dalam negeri di Pyongyang sempat ludes dibeli masyarakat.
"Mereka mulai mengambil semua produk impor terlebih dahulu, tetapi dalam beberapa hari terakhir mereka juga berburu barang-barang produksi dalam negeri, seperti ikan kaleng dan rokok."
Tak sampai di situ saja, kecemasan masyarakat Pyongyang atas kabar meninggalnya Kim Jong Un ditambah gegara beberapa hari ini terdengar suara Helikopter di wilayah mereka.
Helikopter tersebut bahkan terbang sangat rendah di atas langit Pyongyang.
Bukan hanya Helikopter tetapi disebutkan juga di The Washington Post, Minggu (26/4/2020) transportasi umum seperti kereta api mulai terganggu di daerah perbatasan seperti dengan China.
"Helikopter terbang rendah di Pyongyang, sumber terpercaya mengatakan kepada saya, dan kereta api di Korea Utara juga di utara perbatasan China telah terganggu," tulis Fifield di The Washington Post terbitan Minggu (26/4/2020).
Sebenarnya, berita mengenai kematian pemimpin Korea Utara seperti saat ini memang bukan pertama kali.
Sebelumnya, banyak media-media internasional sering memberitakan kabar mengenai kematian pemimpin Korea Utara.
Koran-koran Jepang dan Korea Selatan sudah sering memberitakan kematian pimpinan Korea Utara, seperti Kim Il Sung (Kakek Kim Jong Un) dan Kim Jong Il (ayah Kim Jong Un) beberapa tahun sebelum mereka benar-benar meninggal.
Keruntuhan prematur Kim Jong Un juga diberitakan pada 2014, ketika ia menghilang tanpa kabar selama 6 minggu.
Kala itu berembus kabar burung tentang kematiannya, kudeta militer, serangan jantung, hingga konsumsi keju yang berlebihan.
"Sebagai penulis biografi Kim Jong Un, saya telah dibombardir dengan pertanyaan selama seminggu terakhir tentang apakah rumor itu benar kali ini."
"Saya selalu sangat berhati-hati dengan kisah-kisah semacam ini, mengingat beberapa kali ternyata kabar-kabar itu salah."
"Jawaban singkatnya sekarang adalah: saya tidak tahu. Tak satu pun dari kita akan tahu sampai Korea Utara memberi tahu kita, atau dia (Kim Jong Un) muncul lagi."
"Namun kali ini, rumornya terasa berbeda. Perbincangan bahwa Kim Jong Un menjalani semacam operasi jantung memperkuat kabar, dan menimbulkan pertanyaan tentang kondisinya."
Menurut Fifield, beberapa ahli sepakat bahwa kali ini sepertinya lebih dari rumor-rumor biasanya.
"Kami berpotensi menghadapi krisis serius," kata Andre Lankov, seorang sejarawan terkemuka Korea Utara, seraya menambahkan bahwa ia percaya ada sesuatu yang "pasti salah" dengan Kim Jong Un. (*)
Source | : | Sosok.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Sintia Nur Hanifah |
Komentar