Ketika dipertegas oleh Mbak Tutut apa sakit yang dirasakan sang Ibu, Soeharto tegas menjawab, “Tidak, ibu hanya mengatakan susah nafas.”
Soeharto mengatakan, Ibu Tien mengeluh sesak napas sekitar pukul 03:00 dini hari.
"Berarti setelah bapak sholat tahajut," ujar Mbak Tutut menyimpulkan waktu saat ibunya merasakan sesak napas.
Setelah itu, Ibu Tien Soeharto dilarikan ke rumah sakit.
Tetapi, dalam perjalanan beliau sudah tidak sadar dan akhirnya setelah diberikan pertolongan, Allah berkehendak lain sehingga Ibu Tien meninggal dunia.
Karena itu, Mbak Tutut mengaku heran bahwa kemudian yang muncul cerita penyebab kematian Ibu Tien Soeharto justru terkena tembakan Tommy Soeharto atau Bambang Soeharto.
"Saya heran, siapa manusia yang tega menyebarkan berita keji tersebut. Demi Allah, apa yang bapak ceritakan, itu yang terjadi. Tadinya saya akan diamkan saja. Tapi rasanya berita itu semakin diulang-ulang ceritanya oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," ujar Mbak Tutut.
Tidak ada di Indonesia
Mbak Tutut pun bercerita bahwa saat ibunya meninggal, ia sedang tidak berada di Indonesia apalagi mendampingi sang Ibu.
Pada 28 April 1996, kata Mbak Tutut, dirinya sedang beradal di Eropa.
"Pada saat itu saya sedang bertugas memimpin sidang organisasi donor darah dunia (di Prancis dan Kemudian di London)," katanya.
Saat itu Mbak Tutut menjabat sebagai Presiden Donor Darah Dunia.
Betapa terkejut ketika dia mendengar berita ibu telah tiada.
Pada saat dirinya berangkat, Ibu Tien masih segar bugar.
Mendengar kabar lelayu (berita Ibu wafat), Mbak Tutut langsung kembali ke Jakarta.
"Itulah perjalanan paling lama yang saya rasakan selama saya bepergian," katanya.
Source | : | Warta Kota |
Penulis | : | None |
Editor | : | Veronica Sri Wahyu Wardiningsih |
Komentar