5. Berbulan Madu
Sebulan pasca menikah Swati berbulan madu dengan Adit di Okney, Skotlandia. Mereka menikmati bulan madunya.
7. Ketika menanyakan masa lalu Adit, semua berubah
Adit menanyakan masalalu Swati, dan Swati mengatakan bahwa ia masih perawan. Ada perasaan bersalah dari Swati karena ia berbohong.
Namun, saat pertanyaan ditujukan kepada Adit semua berubah.
8. Dia telah melakukan seks selama 5 tahun sebelumnya
Adit mengaku telah melakoni hubungan seks dengan wanita lain sebelumnya selama 5 tahun. Bahkan ia lakukan secara berkelompok. Dia telah memutuskan akan menjadi pria lajang setelah bertemu Swati.
9. Swati begitu terpukul
Dia begitu terpukul dan malu atas perbuatan yang ia lakukan. Terlebih mengetahui apa masa lalu Adit.
Dia seperti ingin menghilang saja.
10. Seks bukanlah masalah, Cinta yang paling utama
Swati menyesali kebodohan yang ia lakukan, dan banyaknya jumlah uang yang ia keluarkan karena uang tersebut dapat ia gunakan untuk membantu orang lain.
Dia berbohong pada suaminya dan tetap mempertahankan kebohongannya, dan itu menjadi beban untuknya.
Tidak ada yang perlu yang disembunyikan dengan pasangan, katakanlah jujur apa adanya. Cinta adalah menemukan seseorang yang mencintai Anda di luar kesusahan, sekalipun itu tentang keperawanan.
11. Jangan biarkan pasangan mengontrol apa yang harus dan tidak anda lakukan
Suatu keputusan yang telah dipilih akan menimbulkan konsekuensi, jangan hanya mendengar dari satu pihak. Harus mendengarkan kata hati tidak hanya menuruti keinginan.
Cobalah terbuka dan bicarakan segala hal dengan pasangan anda. Belajar dari cerita Swati tersebut, banyak pesan yang dapat kita ambil, kejujuran adalah baik meskipun itu pahit.
Bicarakan segala seuatu dengan pasangan, keterbukaan menjadi kunci sebuah hubungan berjalan adil untuk kedua pihak.
Ketika Keperawanan Dipersoalkan
Dalam buku Healthy Sexual 3 terbitan PT Intisari Mediatama persoalan keperawanan ini juga dibahas secara mendalam.
Di masa lalu, darah di malam pertama menjadi tanda keperawanan seorang wanita. Sehelai kain putih dijadikan alas tidur kedua mempelai.
Jika di pagi hari tak ada bercak, secara adat sang suami berhak mengembalikan mempelai putri pada keluarganya.
Source | : | intisari |
Penulis | : | Luvy Yulia Octaviani |
Editor | : | Maria Andriana Oky |
Komentar